Kecelakaan Maut Subang
Sopir Bus Maut di Tanjakan Emen Jadi Tersangka, Sang Istri Tak Percaya
Amirudin (32), sopir bus Premiun Passion yang kecelakaan di Tanjakan Emen, Sabtu (10/2/2018), sudah polisi tetapkan sebagai tersangka.
Laporan Wartawan TribunNewsBogor.com, Aris Prasetyo Febri
TRIBUNJAKARTA.COM, CIOMAS – Amirudin (32), sopir bus Premiun Passion yang kecelakaan di Tanjakan Emen, Sabtu (10/2/2018), sudah polisi tetapkan sebagai tersangka.
Tia Yulianingsih (19) dan anggota keluarga lainnya belum mengetahui status tersangka Amirudin.
Belum ada personel kepolisian yang datang langsung ke rumahnya.
Tia tak banyak berkomentar ketika TribunnewsBogor.com bertanya perihat status tersangka suaminya.
"Amit-amit jangan sampai, semoga beritanya salah, enggak percaya saya mas," ungkap Tia saat ditemui di rumahnya, Senin (12/2/2018).
Baca: Inilah Sosok Penghuni Mistis Tanjakan Emen Versi Pengalaman Warganet
Serupa dengan tanggapan Tia, ibu kandung Amirudin, Ami (60), meragukan kabar tersebut.
"Semoga cuma kesalahan mesin busnya saja mas," Ami menimpali obrolan TribunnewsBogor.com dengan Tia.
Tia dan Ami meyakini kecelakaan yang merenggut nyawa 26 penumpang bus dan satu pengemudi motor itu karena sistem pengereman bus tak berfungsi, bukan kesengajaan Amirudin.
Amirudin sudah ditetapkan sebagai tersangka dan masih menjalani pemeriksaan di Polsek Subang.
Hobi bepergian.
Sejak kecil, Amirudin memang gemar bepergian bersama bapaknya berwisata, demikian cerita Ami (60), ibu kandungnya.
"Bapaknya dulu sering jadi panitia jalan-jalan, bawa rombongan banyak," cerita Ami.
Baca: Terpengaruh Bisikan Gaib, Mama Muda Cekik Bocah 2,5 Tahun
Sering bepergian jauh itu yang mendorong Amir memilih menjadi sopir bus pariwisata dan kini sudah berjalan empat tahun.
"Amir mah sudah pergi jauh ke mana-mana, Bali sama Lombok juga pernah," Ami menambahkan.
Tak hanya sebagai sopir bus pariwisata, Amir kerap kali diminta bekerja sebagai sopir pribadi tetangganya.
Menurut Ami, fisik anaknya baik dan kuat untuk berpergian jauh karena sudah berpengalaman.
"Lagi kena musibah saja ini mas, siapa juga yang mau," tutur Ami.
Di mata ibunya, Amirudin sebagai sosok yang perhatian dan dekat keluarga.
"Paling sering tuh menanyakan kabar saya, kalau pulang kerja suka beliin saya makanan, kasih uang juga. Semoga secepatnya sehat lagi dan balik ke rumah kumpul sama keluarga, kalau jauh begini saya khawatir," kata Ami.
Akal-akalan Sopir
Dalam kecelakaan tersebut, Amirudin yang mengendarai bus nomor polisi F 7959 AA hanya menderita luka ringan.
Selain menewaskan 27 orang, puluhan penumpang di bus yang sama mengalami luka berat dan ringan.
Baca: Berkah Helm Kayak Gas Melon, Pengemudi Ojek Daring ini kebanjiran Pelanggan
Korban tewas sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Legoso, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (11/2/2018) siang.
Sebagian korban tewas lainnya dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan di daerah masing-masing.
Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan polisi telah menetapkan Amirudin sebagai tersangka.
Menurut Agung, pengemudi yang menjadi tersangka sudah mengetahui dan sadar kendaraannya tidak laik jalan.
Saat beristirahat di sebuah restoran di Setiabudi, Amirudin sudah mengetahui rem kiri belakang bus bocor.
Sang sopir akhirnya mengakali agar bus tetap jalan, tapi risiko yang diambil akhirnya membahayakan nayawa penumpang dan pengguna jalan lainnya.
"Dia tahu rem kiri belakang bocor, lalu diakal-akali dengan ditutup biar tidak bocor," kata Agung di KPU Jabar.
Dikatakan dia, bus tidak masalah jika melaju di jalan yang datar tapi fatal akibatnya jika dipaksakan di turunan atau tanjakan.
Terbukti, saat melaju di jalanan yang menurun dan berkelok, laju bus tidak dapat menahan beban gravitasi yang berlipat tiga kali.