Letusan Gunung Sinabung Hari Ini Paling Dahsyat di 2018
"Di 2018 ini, berdasarkan laporan yang masuk ke kita merupakan yang terdasyat dan tertinggi," kata Rina.
Penulis: Wahyu Aji | Editor: Wahyu Aji
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.
"Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir," katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, akibat erupsi tersebut, delapan kecamatan di Kabupaten Karo terdampak debu vulkanik.
"Di 2018 ini, berdasarkan laporan yang masuk ke kita merupakan yang terdasyat dan tertinggi," kata Rina.
Letusan yang terjadi merupakan kesekian kalinya.
Gunung dengan ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut itu mengalami erupsi.
Tahun 2010 menjadi awal perjalanan erupsi Gunung Sinabung setelah 400 tahun lamanya "tertidur".
Tahun 2010
Peristiwa itu terjadi pada 29 Agustus 2010. Gunung Sinabung mengeluarkan lava sehingga statusnya dinaikkan ke level tertinggi menjadi Awas.
Puncaknya, pada 7 September 2010, Gunung Sinabung kembali meletus dengan menyemburkan debu vulkanis hingga ketinggian 5.000 meter di udara. Suara letusannya terdengar hingga 8 kilometer jauhnya.
12 ribu warga di sekitarnya dievakuasi ke 8 lokasi. Satu orang dilaporkan meninggal karena gangguan pernapasan akibat letusan Gunung Sinabung.
Tahun 2013
Sempat mereda selama dua tahun, Gunung Sinabung kembali meletus di tahun 2013. Sebanyak empat kali letusan terjadi masing-masing dua kali pada 15 September dan 17 September.
Setidaknya sepanjang November 2013, Gunung Sinabung berkali-kali mengalami letusan dan menyemburkan awan panas. Pada 24 November 2013, Gunung Sinabung dinaikkan statusnya menjadi Awas. Akibatnya, penduduk dari 21 desa dan 2 dusun diungsikan.
Akibat letusan ini, hujan abu mencapai kawasasn Sibolangit dan Berastagi, Sumatera Utara. Sejak saat itu, aktivitas Gunung Sinabung tidak berhenti dan kondisinya terus fluktuatif.
Tahun 2014
Kondisi ini tetap bertahan hingga memasuki awal tahun 2014.
Meski begitu, 14 orang ditemukan tewas terkena semburan awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Payung, Karo yang berada dalam zona bahaya I.