Tiang Pancang Roboh

Kisah Tol Becakayu Proyek Mangkrak Selama 22 Tahun Hingga Kondisinya Kini

Pembangunan proyek Tol Becakayu dimulai sejak awal 2015 dan diperkirakan rampung pada pertengahan 2018.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
KOMPAS.COM/GARRY ANDREW LOTULUNG
Pekerja menyelesaikan pembangunan di kolong Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (12/10/2017). Pembangunan tol sepanjang 21 kilometer itu terus dikerjakan dengan target mulai beroperasi pada 2019 mendatang dan diharapkan bisa mengurai kemacetan di kawasan tersebut. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Kurniawati Hasjanah

TRIBUNJAKARTA.COM - Bekisting Pier Head Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di ruas Jalan DI Pandjaitan, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (20/2/2018) dini hari ambruk.

Lokasi robohnya tiang pancang ini terjadi tepatnya di dekat Gardu Tol Kebon Nanas, Jakarta Timur.

Awal pembangunan proyek ini digagas sejak zaman Presiden Soeharto pada tahun 1995.

Baca: Sandiaga Uno ke Jepang, Anies Baswedan Punya Dua Agenda Hari ini

Namun, sejak 1998 proyek itu mangkrak dan kembali dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo sejak Januari 2015.

Rencana pembangunan proyek itu bertujuan agar mengurangi kemacetan di jalur Bekasi-Jakarta.

PT Kresna Kusuma Dyandra Marga yang merupakan perusahaan patungan dari empat perusahaan menjadi investor proyek itu mendapat hak pengelolaan ruas tol tersebut.

Dua tahun kemudian, Indonesia mengalami krisis moneter yang membuat kehidupan perekonomian tidak bergairah.

Hal itu turut berimbas pada proyek jalan tol itu.

Baca: Lokasi Robohnya Bekisting Pierhead Tol Becakayu Sepi Bila Malam

Selang beberapa tahun kemudian, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengeluarkan dana Rp 350 miliar agar membantu proses pembebasan lahan jalan tol itu.

Dilakukan agar menstimulus pengerjaan proyek itu namun efek krisis ekonomi 1998 dan adanya krisis ekonomi 2008 ke Investor Jalan tol Becakayu semakin terasa dan membuat proses pembangunannya itu tersendat.

Era Presiden Joko Widodo pada Desember 2014, pengerjaan proyek ini baru dilanjutkan.

Tonton Juga

Dikutip dari kompas.com, pengambilan keputusan untuk melanjutkan kembali proyek itu karena tak ingin menjadikan infrastruktur sebagai beban negara.

"Tiang-tiang yang sudah dipancang ini kan enggak baik kalau dibiarkan. Tadinya bisa jadi aset kalau dibangun jalannya malah jadi beban karena cuma tiang," kata Kepala BPJT Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna kepada Kompas.com, Senin (9/10/2017).

Tak hanya itu, Herry melihat kalau Jalan Tol Becakayu tidak dilanjutkan maka hanya akan memberikan kerugian dari segi biaya maupun manfaat.

Baca: Bekisting Pierhead Tol Becakayu Roboh, Proyek Jembatan Holtekamp di Papua Turut Dievaluasi

"Bayangkan ada tiang, ada biaya di sana tapi enggak bisa di-recover dalam artian dari segi uang dan manfaat. Nah kalau diselesaikan dengan menjadikannya jalan maka setiap yang masuk bayar maka ada pendapatan," jelas Herry.

Pembangunan dimulai sejak awal 2015 dan diperkirakan rampung pada pertengahan 2018.

Proyek ini akan dibangun sepanjang 21,04 kilometer dengan dua seksi yaitu seksi pertama menghubungkan antara Kasablanka - Jaka Sampurna sepanjang 11 kilometer dan seksi 2 menghubungkan Jaka Sampurna dan Duren Jaya sepanjang 10,04 kilometer.

Diresmikan Presiden Joko Widodo

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Jumat (3/11/2017).

Di acara itu, Jokowi menandatangani prasasti peresmian dan menekan tombol sirene tanda proyek diresmikan.

Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar saat peresmian Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di kawasan Jakasampurna, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/11/2017). Presiden Joko Widodo meresmikan ruas jalan tol yakni Seksi 1B dan 1C sepanjang 8,26 kilometer yang terbentang dari Cipinang Melayu-Pangkalan Jati-Jakasampurna.
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar saat peresmian Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di kawasan Jakasampurna, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/11/2017). Presiden Joko Widodo meresmikan ruas jalan tol yakni Seksi 1B dan 1C sepanjang 8,26 kilometer yang terbentang dari Cipinang Melayu-Pangkalan Jati-Jakasampurna. (KOMPAS.COM/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Jokowi yakin pembangunan tol itu bisa mengurangi kepadatan lalu lintas di kawasan Inspeksi Kalimalang dikarenakan jalur itu biasa diakses warga dari arah Bekasi ke Jakarta.

Peresmian tol Becakayu itu menandakan siapnya beberapa seksi untuk dilintasi warga.

Seksi tersebut diantaranya seksi 1B menghubungkan Cipinang Melayu-Pangkalan Jati dan seksi 1C yang menghubungkan Pangkalan Jati-Jakasampurna.

Sementara seksi lainnya yaitu 1A dan 2 diperkirakan rampung di pertengahan tahun 2018.

Baca: Lokasi Robohnya Bekisting Pierhead Tol Becakayu Sepi Bila Malam

Dikutip kompas.com, Jokowi mengatakan saat ini proyek yang belum selesai adalah yang menuju Tambun dan Bekasi Barat.

"Ya sudah diteruskan sehingga akses dari Jakarta-Bekasi semakin lancar," katanya.

Tonton Juga

Operator pengelola jalan tol Becakayu adalah konsorsium dari PT Waskita Toll Road dan PT Jasa Marga.

Jalan tol Becakayu mulai bisa digunakan masyarakat pada Sabtu (4/11/2017).

Robohnya Bekisting Pier Head di Tol Becakayu

Peristiwa robohnya bekisting pierhead di proyek Tol Becakayu, tepatnya di Jalan DI Panjaitan, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Selasa dini hari (20/2/2018).

Awal kejadian itu terjadi saat pengecoran bekisting pierhead sudah berlangsung sejak pukul 21.30 WIB tapi baru dimulai pukul 00.30 WIB.

Sebanyak tujuh orang pekerja proyek Tol Becakayu terluka setelah bekisting pierhead di Jalan DI Panjaitan, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Selasa (20/2/2018) roboh.

Baca: Pengamen di Jakarta Timur yang Bawa Senjata Tajam Telah Diamankan

"Sekitar pukul 03.00 WIB tidak ada tanda apa-apa, tetapi cor-coran ambruk," ujar Kirpan, pekerja yang selamat dalam insiden ini.

Ia menambahkan cor-coran yang ambruk itu menyebabkan banyak besi jatuh dan menimpa tujuh pekerja di sekitarnya.

Dari seluruh korban, enam di antaranya menjalani perawatan di Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, Cawang, yakni Jhoni Arisman, Rusman, Supri, Irfan, Sarmin dan Agus.

Sementara Waldi dirawat di Rumah Sakit Raden Said Soekarno atau RS Polri Kramat Jati.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved