Supir Angkot Tolak Program OK OTrip Karena Jarak Terlalu Jauh, Ini kata Dishub DKI
"Tapi itu karena terlalu banyak ngaso. Kalau sudah ikut program OK OTrip enggak boleh, harus jalan terus. Jadi target segitu masih realistis."
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
lihat foto
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Massdes menilai keluhan jarak tempuh program OK Otrip dari supir angkot di Tanah Abang tidak berdasarkan data.
"Menurut mereka enggak mungkin dapat menempuh jarak 192 kilometer dalam sehari walaupun terus bolak-balik berapa rit. Menurut mereka cuman 150 kilometer. Itu kan kata mereka, berdasarkan yang mereka lakoni sekarang ," ujar Massdes kepada wartawan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).
Ia mengatakan bila pihak Dishub DKI Jakarta dan Transjakarta telah melakukan survei di lapangan.
Survei tersebut dilakukan dari pukul 05.00 hingga 23.00 WIB, atau pada dua shift sopir angkot.
Sebanyak 34 petugas diturunkan guna melakukan survei di delapan trayek angkot yang beroperasi di kawasan Tanah Abang.
"Kami ngikut mereka kaya penumpang, mereka ngetem, jalan, berhenti, itu kami ngikut semua," kata Massdes.
Meski begitu, Massdes mengungkapkan bila dilakukan penyesuaian jarak tempuh, yakni dari 192 kilometer menjadi 175 kilometer.
Hasilnya survei tersebut masih di bawah target 175 kilometer per hari.
"Hasilnya sekitar 110 kilometer, rendah memang. Tapi itu karena terlalu banyak ngaso, kalau udah ikut program OK Otrip enggak boleh, harus jalan terus. Jadi target segitu masih realistis," kata Massdes.
Dengan target 175 kilo per hari, supir angkot dibagi menjadi dua shift.
