Cerita Pengemis 'Tangan Buntung' Jadi Provokator Jebol Jeruji Sampai Pukul Petugas Pakai Batu Bata
Lantaran bosan tidak ada aktivitas pada malam minggu, ia pun mandi, ganti baju dan berdandan ala anak muda.
TRIBUNJAKARTA, KEDOYA-- Rizki Firmansyah (20) alias 'Si Tangan Buntung' pernah menjadi provokator setahun lalu untuk menjebol jeruji Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Bangun Daya 1, Kedoya Jakarta Barat.
Rizki yang sudah sering keluar-masuk panti, memprovokasi penghuni panti untuk melarikan diri.
Kepada Warta Kota, Rizki menceritakan bahwa saat itu merupakan malam minggu sekitar pukul 20.00 WIB.
Lantaran bosan tidak ada aktivitas pada malam minggu, ia pun mandi, ganti baju dan berdandan ala anak muda.
"Mandi, pake sweater, pake celana jins, pake sandal, udah rapih," kata Rizki.
Baca: Macet, Hindari Kawasan Kramat Jati Jakarta Timur
Ia kemudian menghasut penghuni panti lainnya untuk kabur dengan cara menjebol jeruji besi serta melawan petugas.
"Saya provokatorin anak-anak, kami jebolin jeruji besi, kami tembus dan lawan petugas keamanan panti," tutur Rizki.
Penghuni panti lainnya pun terhasut kata-kata Rizki yang bersedia menanggung akibatnya seorang diri jika rencana mereka berhasil digagalkan petugas keamanan panti.
"Akhirnya saya dan teman-teman lolos,"
Selain berhasil kabur, Rizki sempat merusak sejumlah komputer dan memukul petugas panti menggunakan batu bata.
"Rusakin komputer biar data-datanya ilang. Petugas yang saya pukul pakai bata itu namanya pak Toto," jelasnya.
Kejadian tersebut dibenarkan oleh Kepala PSBI Bangun Daya 1, Masyudi, yang dijumpai Warta Kota di ruangannya pada Kamis siang (1/3).
"Iya, pernah jebol jeruji panti, tapi itu waktu di gedung lama, sekarang lagi direnovasi," terangnya.
Masyudi mengakui saat itu kondisi gedung PSBI Bangun Daya 1 sudah tidak laik pakai.
Baca: Keluar dari RSCM, Abu Bakar Baasyir Gunakan Kursi Roda
"Jerujinya sudah keropos," ungkapnya.
Meskipun berhasil kabur, beberapa bulan setelahnya, Rizki kembali terjaring razia.
"Ketangkap lagi, ketemu lagi sama petugas yang saya pukul pakai bata," kata Rizki.
Dalam satu hari, Rizki (20), pengemis bermodus 'Tangan Buntung' bisa meraup uang antara Rp400 ribu sampai Rp500 ribu. Jumlah tersebut ia dapatkan dengan cara mengemis di JPO dan mengamen sambil berorasi di dalam angkutan umum.
Jika sedang mengemis dengan modus 'Tangan Buntung', Rizki biasanya berpindah-pindah dari satu JPO ke JPO lainnya di wilayah Jakarta Barat.
Aksi mengemis dilakukannya seorang diri ketika hari mulai beranjak sore, terutama saat-saat jam sibuk pulang kantor, mulai dari pukul 17.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB.
"Minta-minta selama dua jam itu, saya bisa dapat Rp150 ribu," kata Rizki kepada Warta Kota di PSBI Bangun Daya 1 Kedoya, Kamis (1/3).
Di luar waktu tersebut, ia bersama dua atau tiga temannya mengamen sambil berorasi di dalam angkutan umum antara Grogol dan Slipi Jakarta Barat.
"Paling banyak sehari itu saya dan teman-teman bisa dapat Rp400 ribu sampai Rp500 ribu," ujar Rizki.
Menurutnya, uang tersebut digunakan untuk kumpul-kumpul bersama temannya, untuk beli minuman keras dan untuk mentraktir pacarnya.
"Habisnya di tongkrongan aja tuh, beli minuman, ngasih bokin atau pacar saya, pokoknya habis nggak karuan," jelas Rizki.
Sebelumnya, Rizki (20), pengemis bermodus 'tangan buntung' yang ditangkap di JPO Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat, pada Rabu sore (28/2) berada di Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Bangun Daya 1, Kedoya.
"Masuk ke panti dari P3S hari Rabu tanggal 28 Februari pukul 19.46 WIB, hampir jam 8 malam," kata Masyudi, Kepala PSBI Bangun Daya 1, kepada Warta Kota, Kamis (1/3).
Menurutnya, Rizki sudah berulang kali tertangkap mengemis dan menggelandang di sejumlah wilayah di Jakarta Barat.
"Udah sering ketangkap, cuma setelah kita bina dia balik lagi ke jalanan," ujar Masyudi.
Keterangan tersebut dibenarkan oleh Rizki. Saking seringnya, ia sampai tidak ingat berapa kali keluar-masuk panti.
"Yang namanya PSBI Bangun Daya 1 Kedoya, udah sering banget saya keluar-masuk," tutur Rizki kepada Warta Kota.
Sebagai Kepala PSBI Bangun Daya 1, Kedoya, Masyudi membantah kalau pembinaan yang dilakukannya tidak efektif.
"Sebagai panti penampungan sementara, kami sudah bina. Setelah dia keluar, kami tidak tahu lagi dia ngapain aja di luar sana," ujar Masyudi.
Awalnya, petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Barat, menangkap seorang pengemis bermodus 'tangan buntung' di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Harapan Kita, Slipi, pada Rabu sore (28/2).
Penangkapan ini dilakukan setelah Sudinsos Jakarta Barat menerima laporan dari masyarakat melalui WhatsApp. Petugas P3S yang sedang berada di lapangan kemudian menangkap pelaku.
"Namanya Rizki, 20 tahun. Modusnya dengan cara memasukkan kedua tangannya ke dalam baju," ujar Surya, Kepala Sudinsos Jakarta Barat kepada media melalui WhatsApp, Kamis (1/3).
Rizki mengatakan kepada petugas bahwa aksi yang dilakukannya bertujuan untuk mendapatkan uang dengan cara cepat dari belas kasihan masyarakat yang melihatnya.
"Sudah dua kali masuk panti, satu kali kabur dan satu kali ikut pembinaan selama 21 hari," kata Rizki kepada petugas, Rabu (28/2).
Berdasarkan keterangan Surya, Rizki sebelumnya sudah pernah masuk panti sosial sekitar satu tahun yang lalu.
"Namun hasil pembinaan tidak membuat ia berubah," tutur Surya.
Rizki mulai menjalankan aksinya saat jam sibuk sore hari sekitar pukul 17.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB.
"Dari hasil mengemis selama dua jam ia dapat mengumpulkan uang Rp150 ribu," jelas Surya.
Selain mengemis dengan modus 'tangan buntung', Rizki bersama temannya juga sering mengamen dengan cara berorasi di dalam angkutan umum.
"Hasil mengemis dan mengamen digunakannya untuk bermain di warnet, makan-makan serta nongkrong dengan teman-temannya," terang Surya.
Ketika ditangkap, Rizki sudah berhasil meraup uang sejumlah Rp79 ribu dalam waktu sekitar ,40 menit sebelum ditangkap.
Surya berharap agar warga Jakarta tidak tertipu dan terkecoh oleh penampilan pengemis. Apabila ingin memberi atau beramal, salurkanlah kepada lembaga resmi.
Rizki kemudian dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat, pada Rabu (28/2) malam untuk mendapatkan pendataan dan pembinaan lebih lanjut. (Warta Kota/Hamdi Putra)