Hari Perempuan Internasional, Begini Ucapan Selamat dari Joko Widodo

Presiden Joko Widodo turut memberi ucapan selamat kepada perempuan Indonesia.

Editor: ade mayasanto
Biro Setpres
Presiden Joko Widodo dan mantan Presiden Republik Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie. 

TRIBUNJAKARTA.COM, GRESIK ‎- Presiden Joko Widodo turut memberi ucapan selamat kepada perempuan Indonesia. Di hadapan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan ibu-ibu, Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat Hari Perempuan Internasional.

Hal tersebut disampaikan mantan Walikota Solo itu saat menyerahkan kartu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar di GOR Tri Dharma Gresik‎, Jawa Timur, Kamis (8/3/2018).

"Saya ingin mengucapkan selamat Hari Perempuan Internasional kepada ibu-ibu yang hadir di sini kepad‎a seluruh perempuan Indonesia yang saya banggakan dan hormati," ujar Jokowi.

Pada hari perempuan internasional, Jokowi pun menyampaikan harapannya agar Indonesia ke depan lebih makmur seluruh masyarakatnya.

"Selamat berkarya, kehidupan lebih tentram, makmur, dan kehidupan yang semakin berkeadilan," ucap Jokowi.

Tonton juga:

Diketahui, Hari Perempuan Internasional jatuh pada hari ini yaitu 8 Maret 2018.

Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri pun seirama dengan Jokowi. Ia turut memperingati hari Perempuan Internasional.

"Saya ucapkan Selamat Hari Perempuan Internasional kepada seluruh perempuan Indonesia," ujar Megawati di kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (8/3/2018).

Menurutnya, hari Perempuan Internasional merupakan peringatan atas pengakuan hak politik bagi kaum perempuan di dunia.

Ia pun mengucapkan selamat kepada seluruh perempuan Indonesia.

Megawati mengenang, tulisan ayahnya, Presiden Soekarno pada 1928 berjudul Kongres Kaum Ibu.

Tonton juga:

Pada tulisan itu, Soekarno menjelaskan persoalan emansipasi perempuan tidak hanya sebatas persoalan persamaan hak dan derajat antara kaum laki-laki dan perempuan.

Persoalan emansipasi perempuan bagian dari emansipasi bangsa.

Artinya, keterlibatan dan kesadaran dari kaum perempuan untuk bersama kaum laki-laki mewujudkan bangsa Indonesia yang Merdeka.

"Gagasan Bung Karno tersebut menjadi landasan bagi saya dalam berpolitik. Politik tidak boleh diskriminatif. Politik harus membuka ruang dan akses partisipasi seluruh rakyat. Rakyat adalah rakyat," ujarnya.

Baca: Tiket Kereta Api H-10 Lebaran Sudah Bisa Dibeli, Stasiun Gambir Terpantau Sepi

Baca: 36 Diskotek Edar Narkoba, Anies Baswedan: Kalau Enggak Ada Pergub, Bagaimana Kita Bertindak

Megawati menjelaskan, seluruh lapisan masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama, serta tanggung jawab yang sama dalam berkontribusi pada kepentingan nasional.

Termasuk pada ruang dan akses bagi rakyat terhadap keputusan-keputusan pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, juga mental dan spiritual hanya dapat terjadi jika pemerintah membukanya.

Dengan kata lain, ucap Megawati, kekuasaan politik yang dijalankan oleh pemerintah harus mampu menjamin, melindungi dan memastikan partisipasi rakyat dalam pembangunan.

"Pemerintahan tanpa politik yang jelas, ibarat kapal tanpa kompas. Pemerintahan tanpa pemimpin yang memiliki visi misi politik yang jelas, ibarat kapal tanpa nahkoda, yang akan hancur karena membentur karang atau tenggelam karena diterjang badai," ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved