Longsor Datang Menerjang, Murid-murid SDN 2 Bringinsari Berhamburan Keluar Kelas
Tebing pekarangan belakang sebuah rumah di Desa Bringinsari, longsor setelah hujan deras pada Rabu (7/3/2018).
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dhian Adi Putranto
TRIBUNJAKARTA.COM, KENDAL - Tebing pekarangan belakang sebuah rumah di Desa Bringinsari, Kecamatan Sukorejo, Kendal, longsor setelah hujan deras pada Rabu (7/3/2018).
Material tanah longsor menimpa bangunan SD Negeri 2 Bringinsari yang lokasinya tepat berada di belakang tebing tersebut.
Akibatnya, dua kelas sekolah dasar itu rusak parah.
Kerusakan parah itu berdampak pada kegiatan belajar mengajar para siswa.
Pada Kamis (8/3/2018), para siswa pulang lebih awal karena kelas yang digunakan rusak akibat longsor serta tanah masih menimbun dinding kelas itu.
Baca: Istri Bercerita Pollycarpus Bekerja di Perusahaan Tommy Soeharto
Yogi Hendro (10) siswa kelas 5 SD Negeri 2 Bringinsari mengatakan dinding ruang kelasnya yang dekat dengan tebing hancur lebur karena tertimpa tanah longsor.
"Kata pak guru pulang lebih awal karena ada kerja bakti bersihin kelas," terang Yogi Hendra kepada Tribun Jateng.
Warga, relawan dan petugas Bhabinkamtibmas bergotong royong memindahkan material longsor yang menimpa kelas itu.
Secara bergantian mereka memikul tanah yang masih basah ke tempat pembuangan.
Kepala SD Negeri 2 Bringinsari, Sudarto, mengatakan bencana alam itu terjadi pada Rabu pukul 12.15 WIB.
Kondisi cuaca di dataran tinggi Kendal itu tengah hujan lebat.
"Yang mengalami kerusakan parah kelas 4 dan 5, namun saat itu kelas sedang kosong karena saya minta para siswa pulang duluan karena cuaca menunjukkan akan hujan deras, yang ada pada saat kejadian adalah siswa kelas 6," terang dia.
Saat longsor para siswa kelas 6 tidak ada yang tahu tanah sudah bergerak dan akan menimpa sekolahnya.
Mereka tidak mendengar sama sekali suara gemuruh longsor karena suara air yang jatuh menimpa genteng jauh lebih keras.
"Tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca dari ruang sebelah, para siswa langsung berlari keluar sekolah meski di luar sedang hujan deras. Mereka takut tanah longsor menimpa kelasnya," imbuh Sudarto.
Akibatnya, kegiatan belajar mengajar terganggu.
Sudarto memastikan kegiatan belajar mengajar akan tetap dilakukan dengan cara siswanya akan belajar secara bergantian dalam penggunaan kelas.
"Untuk kelas 1,2 dan 3 belajar dari pukul 07 hingga 10 dan kelas 4,5 dan 6 belajar dari pukul 10 hingga pukul 1 siang," terang dia.
Ia tak mempunyai banyak pilihan dan terpaksa mengambil keputusan para siswanya belajar secara bergantian walau ia merasa kasihan dengan siswa kelas 6 yang harus belajar di siang hari ditambah lagi pelajaran tambahan.
"Bisa dipastikan pulang lebih dari pukul satu siang," ucap dia.
Darto menambahkan ia berencana mempercepat proses pembangunan dinding ruang kelas yang rusak itu agar para siswanya dapat belajar secara normal lagi.
"Ujian Nasional besok bulan Mei. Saya berharap sebelum UN kelas sudah selesai sehingga tidak menggangu ketenangan siswa saat UN," beber dia.