Sebelum Jadi Paru-Paru Jakarta Barat, Begini Kondisi Hutan Kota Srengseng
Saat TribunJakarta.com berkunjung ke Hutan Kota Srengseng ini pun langsung disambut dengan nuansa asri dan rindang.
Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian Ardiansyah
TRIBUNJAKARTA.COM, KEMBANGAN - Hutan Kota Srengseng merupakan kawasan ruang terbuka hijau yang ada di Jalan Haji Kelik, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.
Mempunyai luas sekitar 15 hektar, istilah sebagai "paru-paru"nya Kota Jakarta Barat tampaknya tidak berlebihan.
Pasalnya di sini terdapat ribuan pohon yang ditanam.
Saat TribunJakarta.com berkunjung ke Hutan Kota Srengseng ini pun langsung disambut dengan nuansa asri dan rindang.
Baca: Mey Chan Berganti Nama Hingga Rilis Single Terbarunya, Bukannya Dia Tinggal di Singapura?
Berada di dalam kawasan ini bisa membuat siapa pun lupa, kalau ini berada di antara pemukiman penduduk di Ibukota Jakarta.
Tonton Juga:
Namun siapa sangka, di tengah rimbunnya pepohonan ternyata Hutan Kota Srengseng mempunyai ceritanya sendiri.
Baca: Memperingati Hari Musik Nasional, Presiden Joko Widodo: Tanpa Musik Terasa Hambar
Nandi seorang petugas keamanan sekaligus warga sekitar, dahulunya kawasan hutan ini merupakan sebuah jurang untuk tempat pembuangan sampah.
Kemudian, sekitar tahun 90-an kawasan ini mulai ditanami dengan pepohonan hinga seperti sekarang.
"Sejarahnya dulu ini tuh tahun 1985 masih jurang, dijadikan tempat pembuangan sampah juga. Pas sekitar tahun 1995 itu baru mulai diuruk dengan tanah terus ditanam pohon," kata Nandi, Jumat (9/3/2018).
Ia berujar, pada waktu itu truk-truk pembawa tanah selalu mondar-mandir untuk menguruk jurang.
"Banyak, truk-truk itu kan lembur juga bawanya bolak-balik ke sini uruk tanah," ucap Nandi.
Menurut Nandi, tidak semua kawasan Hutan Kota ini berupa jurang untuk tempat membuang sampah.
Baca: Terinspirasi dari Youtube, Sakhyun Joget di Motor Biar Terkenal
"Yang jurang dulu ini saja cuma bagian depan sampai ke arah parkiran di dalam sana. Kalau belakangnya itu dulu sawah-sawah," jelas Nandi.
Selain banyak pepohonan, di kawasan Hutan Kota Srengseng ini juga terdapat danau.
"Kalau danau itu buatan, luasnya sekitar 2 hektar," kata Nandi.
Menurut data yang tertera di salah satu bangunan kantor yang ada di kawasan Hutan Kota Srengseng disebutkan, hutan ini memiliki jumlah pohon sekitar 4.888 pohon.
Jumlah pohon tersebut terdiri dari 63 jenis pohon, di antaranya pohon beringin, ciremai, trembesi, kapuk, flamboyan, mahoni, jati belanda, ketapang, gandaria dan lain sebagainya.
Baca: Banyak Pasien, Kepala Puskesmas Setiabudi Minta Pengembangan ke Gubernur Anies
Hutan Kota Srengseng ini juga dilengkapi oleh sejumlah fasilitas, di antaranya taman bermain anak, jogging track, dan wall climbing atau menara pandang.
Namun saat TribunJakarta.com mencoba naik ke menara pandang, area tersebut diberi pagar dan dikunci.
Untuk masuk ke kawasan Hutan Kota Srengseng sendiri pengunjung dikenakan tarif retribusi.
Untuk mobil sebesar Rp 4 ribu, motor Rp 2 ribu dan Rp 2 ribu per orang.
Baca: Ganjil Genap Tol Bekasi, Biaya di 2 Kantong Parkir Ini Dipatok Flat Rp 10 Ribu
Hutan Kota Srengseng ini juga mengenakan tarif retribusi bagi Anda yang ingin memanfaatkan kawasan ini sebagai tempat mengambil foto prewedding atau lokasi shooting.
Tarif retribusi untuk preweding sebesar Rp 250 ribu/hari dan untuk shooting sebesar Rp 750 ribu/hari.