Perempuan Tak Waras Tusuk Ustaz Saat Salat: Kronologi sampai Pengakuan Korban dan Kakak Pelaku
Sedangkan pelaku, yakni Vi (28), dibekuk warga dan sempat diinterogasi sebelum diamankan petugas Polsek Sawangan.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Seorang perempuan menusuk Ustaz Abdul Rahman (50) dengan pisau, saat sedang salat subuh di Masjid Darul Muttaqin di Perumahan RT 05/06, Sawangan Lama, Sawangan, Kota Depok, Minggu (11/3/2018).
Akibat ditikam oleh seorang perempuan yang dikenal warga menderita sakit jiwa atau kurang waras itu, Abdul Rachman mengalami luka tusuk di kuping kiri dan langsung dilarikan warga ke RSUD Depok.
Sedangkan pelaku, yakni Vi (28), dibekuk warga dan sempat diinterogasi sebelum diamankan petugas Polsek Sawangan.
Baca: Ini Siasat Pemilik Warteg Hadapi Kenaikan Harga Cabai
Kapolsek Sawangan Kompol Suwardji menuturkan, saat ini pelaku yang diduga menderita sakit jiwa sudah diamankan pihaknya dan diserahkan ke Polresta Depok.
Menurutnya, dari keterangan warga sekitar, kejadian bermula saat menjelang salat subuh.
Saat itu, sebelum azan subuh, pelaku sudah tampak berada di selasar masjid.
"Saat salat subuh berjemaah baru mulai, pelaku tiba-tiba mengeluarkan pisau dan langsung menusukkan ke arah Ustaz Abdul Rahman. Saat itu korban berada di deretan belakang," ungkap Suwardji, Minggu.
Baca: Skandal Hoes Hoin Guncang Amerika Serikat, 267 Foto Syur Tentara Wanita Bocor
Menurutnya, pisau sempat menancap di bagian belakang kuping Abdul Rahman, sebelum dilepas sendiri oleh korban.
"Pelaku yang dikenal warga sebagai orang sakit jiwa langsung ditangkap warga," kata Suwardji.
Ia mengatakan, Vi adalah warga sekitar yang dikenal kurang waras atau memiliki sakit jiwa.
"Meski kurang waras karena sering menyanyi dan menari sendiri, penampilan pelaku layaknya perempuan biasa atau orang waras," papar Suwardji.
Saat ini, kata dia, pihaknya bersama Polresta Depok masih mendalami kasus ini.
Ini fakta-fakta yang dirangkum Tribun Jakarta.com mengenai peristiwa penusukan ustaz di Depok:
Pelaku Mengidap Gangguan Jiwa Sejak 2004

Pelaku penusukan terhadap ustaz di Depok, Vivi diketahui sejak 2004 mengidap gangguan jiwa.
Kapolresta Depok AKBP Didik Sugiarto menuturkan, Vivi telah dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Akan diperiksa kejiwaannya di sana," kata Didik di Depok, Minggu (11/3/2018).
Ia mengatakan, dari keterangan warga dan kerabatnya, Vivi dikenal kurang waras.
Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, Vivi kerap mengamuk dan marah-marah kepada warga sekitar, juga meludahi warga.
"Ia juga sempat memukul korban seminggu sebelumnya," ujar Didik.
Pemukulan kepada Ustaz Abdul Rachman oleh Vivi, kata Didik, juga terjadi di Masjid Darul Muttaqin usai Salat Asar.
Saat kejadian, Ustaz Abdul menjadi imam Salat Asar berjemaah tersebut.
Baca: Harga Cabai Terus Meroket, Tembus Rp 80 Ribu Perkilo
Vivi diketahui tinggal seorang diri di Blok D, Perumahan Bumi Sawangan Indah (BSI), Pengasinan, Sawangan, tak jauh dari lokasi masjid.
Ia bergantung atas bantuan kakak dan kerabatnya.
Lola, kakak Vivi yang tinggal di Blok C di perumahan yang sama menuturkan, adiknya itu memang sudah mengidap gangguan jiwa sejak 2004.
"Sejak 2004 sudah mengidap gangguan jiwa saat tinggal di Palu, Sulawesi Tengah, sama suaminya," ungkap Lola kepada wartawan di Sawangan, Depok.
Di Palu, kata Lola, Vivi sempat dirukiah, namun tak juga sembuh. Karena kondisinya itulah, suaminya akhirnya menceraikan Vivi.
"Setelah bercerai dia pindah ke Perumahan BSI ini tahun 2011," jelas Lola.
Lola mengaku tak mengetahui pasti penyebab adiknya menjadi kurang waras. Dia membantah ada faktor keluarga dan faktor ekonomi sebagai penyebabnya.
"Sebab, tidak setiap hari adik saya mengalami gangguan jiwa. Hanya sewaktu-waktu saja. Biasanya, kalau dilihat normal-nomal saja. Tapi kalau lagi kerasukan, ya begitu, ngamuk dan marah-marah ke warga," paparnya.
Menurut Lola, tetangga sekitar mengetahui kondisi Vivi.
"Kalau lagi normal, dia ngobrol dan bergaul biasa dengan warga. Tapi kadang kalau kumat ya, warga menyingkir," cetusnya.
Meski begitu, Lola mengaku kaget saat mendengar adiknya menusuk Ustaz Abdul Rachman.
"Sebelumnya tidak pernah dia mengamuk kalau kumat sampai menusuk. Paling hanya memukul biasa saja," terang Lola.
Kini Lola mengaku pasrah atas nasib adiknya, dan menyerahkan semuanya ke polisi.
Kronologi Versi Bendahara Masjid

Salah satu saksi mata Choeroni selaku imam masjid saat salat berlangsung, mengatakan pelaku bernama Vivi dikenal kurang waras.
Peristiwa itu terjadi pada pukul 05.00 WIB.
Korban bernama Abdul Rachman dikenal sebagai ketua RT 05 RW 06 Perumahan Bumi Sawangan Indah 1 dan ustad guru ngaji remaja, Pengasinan, Sawangan, Depok.
Saat kejadian berlangsung Choeroni mendengar suara gaduh saat dimulainya salat subuh tersebut.
"Pelaku sudah datang dari salat subuh sebelum berlangsung tetapi korban belum datang, kejadiannya itu pas saya lagi takbir tidak lama sebelum kejadian tersebut anak korban sehabis mengambil wudhu teriak bapak awas pak tetapi korban langsung ditusuk," ujar Choeroni bendahara masjid Masjid Darul Muttaqin.
Pada kejadian tersebut pelaku yang melakukan salat dibelakang membawa tas berisikan handphone dan pisau.
Namun pelaku masih dalam satu komplek dan sering salat di Masjid Darul Muttaqin.
"Saat kejadian berlangsung korban berada dipojok kanan didalam masjid, pelaku menggunakan pisau stik bergerigi karena ia membawa tas," tambahnya.
Saat kejadian tersebut sudah terjadi pelaku langsung diamankan oleh warga.
"Korban mengalami luka tusuk di leher sebelah kanan, pas kejadian berlangsung pelaku langsung diamankan," tambahnya.
Pelaku Dibawa ke RS Kramat Jati

Kapolres Kota Depok Kombes Didik Sugiarto mendatangi masjid Darul Muttaqin setelah peristiwa penusukan itu terjadi.
Didik mengatakan saat ini pihak kepolisian membawa pelaku dirumah sakit Polri Kramat Jati.
"Saat ini kepolisan sedang melakukan observasi pelaku dirumah sakit Polri Kramat Jati," ujar Kapolres Depok Kombes Didik Sugiarto .
Pelaku menurut para warga sekitar diketahui sering memarahi orang-orang yang ditemukan.
"Diketahui pelaku ada kecenderungan gangguan kejiwaan, karena sering memarahi orang-orang yang ditemukan terutama anak-anak tanpa sebab," tambahnya.
Namun saat ini masih dalam penanganan Polsek Sawangan.
"Penyidikan mengumpulkan fakta-fakta dan memeriksa saksi-saksi akan terus dilakukan," pungkasnya.
Pelaku Pernah Pukul Ustaz Abdul Rahman

Korban Abdul Rahman mengatakan pelaku Vivi seminggu lalu setelah salat ashar memukulnya saat berdoa.
"Seminggu yang lalu tepat hari Minggu juga setelah salat ashar pelaku sempat mukul, saya maki-maki mungkin ada sikap dendam dia tidak datang lagi kemasjid selama seminggu," ujar Abdul Rachman korban.
Abdul Rachman mengaku tidak ada konflik antara pelaku.
Diketahui Vivi tinggal sendirian di komplek Bumi Sawangan Indah I, Sawangan Depok.
Namun setelah seminggu tidak terlihat Vivi mendatangi rumah Abdul Rachman.
"Tetapi semalam kira-kira pukul 23.30 WIB dia datang kerumah saya buka gerbang dan ketok-ketok pintu lalu istri saya mau membukakan pintu tapi tidak jadi," tambahnya.
Setelah tidak dibukakan pintu Vivi mengetok kembali rumah Abdul Rachman pada pukul 00.30 WIB.
"Datang lagi dia kedua saya kira anak saya pas dibuka pintu karena saya pikir dia kurang waras dia bilang pak pak saya ada perlu, saya bilang udah tidak usah pulang pulang," tambahnya.
Korban bersama anaknya pergi untuk melakukan salat subuh berjamaah.
"Pada salat subuh saya dibangunin oleh istri dan wudhu dirumah, begitu masuk kemasjid pas komat langsung masuk dari pintu arah sebelah kiri ke pojok kanan tapi saya tidak lihat ada orang ini," tambahnya.
Saat itu shaf salat masih satu barisan, pelaku berada di belakang membawa pisau.
Anak korban yang melihat kejadian tersebut teriak supaya ayahnya menghindar.
"Ketika takbir anak saya selesai wudhu liat dia bawa pisau, teriak bapak bapak, perasaan saya sudah kurang enak saya menoleh pisau sudah menancap," pungkasnya.
Abdul Rachman mengalami luka tusuk dileher sebelah kanan.
Ketua MUI Dukung Polisi Tuntaskan Kasus Penyerangan Ulama

Sementara, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Ma'ruf Amin mendukung pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap sejumlah ulama dan pemuka agama yang belakangan terjadi di berbagai daerah.
Ia melihat rangkaian penyerangan ini janggal karena sebagian besar pelakunya dicap sebagai orang gila.
"Harus diselidiki mana yang gila benar mana yang enggak," kata Ma'ruf Amin kepada wartawan, usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Ma'ruf mengaku tidak menyinggung soal penyerangan terhadap ulama ini saat bertemu Jokowi.
Ia mengaku hanya membahas soal ekonomi umat.
"Enggak (dibahas), itu sudah jelas urusan kepolisian lah, pihak keamanan," kata dia.
Ma'ruf mengatakan, jika memang benar pelaku penyerangan mengalami gangguan jiwa, mereka harus segera diobati.
Namun, jika tidak ada gangguan jiwa, maka pelaku penyerangan harus ditindak tegas.
"Saya melihat ada yang benar gila, ada yang kayaknya agak diragukan kebenaran gilanya," kata Ma'ruf.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mencatat, penyerangan terhadap pemuka agama sudah terjadi 21 kali.
Penyerangan itu terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dari kurun waktu Desember 2017 hingga Februari 2018.
"Dari Desember sampai Februari itu tercatat sudah ada 21 kali penyerangan ke ulama, tokoh agama, ke rumah ibadah. Sebanyak 15 kali dilaksanakan orang yang tidak waras," kata Wiranto kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Bareskrim Polri masih mencari benang merah mengenai penyerangan ke pemuka agama ini
Namun, Bareskrim juga menemukan adanya kabar penyerangan agama yang ternyata hanya hoax atau kabar tidak benar.
Polisi kemudian menangkap pelaku setelah unggahan itu menimbulkan polemik dan keresahan warganet.
Reaksi Jusuf Kalla

Sedangkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla mencurigai ada yang janggal dalam ramgkaian kasus penyerangan rumah ibadah di Indonesia, beberapa pekan terakhir.
“Ini masalah serius, sepertinya ada yang mengkoordinir orang gila di Indonesia, untuk serang rumah ibadah,” ujar Kalla usai bertemu dengan sejumlah perwakilan dan petinggi raksasa manufaktur dan jasa Jepang di Osaka Imperial Hotel, Ki-Taku, Osaka, Selasa (20/2/2018).
Menjawab pertanyaan wartawan, Wapres menyebutkan, penyerangan itu menimpa semua rumah ibadah dan tokoh agama.
“Itu bukan agama tertentu saja, semua pelakunya orang gila. jadi wajar kalau kita bilang orang-orang gila Indonesia dikoordinir,” katanya.
Wapres menyebutkan sejauh ini, polisi sudah menyelidiki pemicu kejadian yang meresahkan umat beragama itu. (TribunJakarta/Warta Kota/Tribunnews)