Kisah Stephen Hawking: Lumpuh dan Gunakan Komputer Untuk Berbicara Hingga Menyalin Otak ke Komputer

Stephen Hawking menyatakan bahwa dirinya ateis. Ia mengatakan, sains menawarkan penjelasan yang lebih masuk akal tentang asal-usul alam semesta

Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
Photograph: Sarah Lee for the Guardian
Professor Hawking’s insights shaped modern cosmology and inspired global audiences in the millions. 

ALS yang dikenal juga sebagai penyakit Lou Gehrig atau penyakit motor neuron (MND) adalah penyakit yang mempengaruhi sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang yang menyebabkan kelemahan otot dan atrofi.

Baca: Ini Dia Profil Singkat Hakim Cantik PN Tangerang yang Ditangkap KPK, Alumni Kampus Ternama

Penyakit ini menyebabkan kematian neuron motorik. Itu artinya otak kehilangan kemampuan untuk mengendalikan gerakan otot.

Ketika otot dalam diafragma dan dinding dada gagal, penderita akan kehilangan kemampuan untuk bernapas tanpa bantuan ventilasi.

Hawking divonis menderita penyakit tersebut pada usia 21 tahun.

3. Lumpuh Total dan Tidak Bisa Berbicara

Akiba penyakit tersebut, Hawking akhirnya lumpuh. Pada tahun 1974, ia tidak mampu makan atau bangun tidur sendiri.

Suaranya menjadi tidak jelas sehingga hanya dapat dimengerti oleh orang yang mengenalnya dengan baik.

Beberapa tahun kemudian atau tahun 1985, ia terkena penyakit pneumonia dan harus dilakukan trakeostomi sehingga ia tidak dapat berbicara sama sekali.

Seorang ilmuwan Cambridge membuat alat yang memperbolehkan Hawking menulis apa yang ingin ia katakan pada sebuah komputer, lalu akan dilafalkan melalui sebuah voice synthesizer'.

4. Tidak Menyerah dan Terus Menginspirasi

Segala penyakit yang menimpa dirinya tidak membuat Hawking putus asa. Dia bahkan menjelma sebagai seorang fisikawan masyur.

Dalam buku Stephen Hawking: My Brief History yang terbit tahun 2013, Hawking memberikan nasihat kepada orang dengan keterbatasan fisik secara khusus, dan juga manusia secara umum yang tak satu pun sempurna.

"Saya percaya orang dengan keterbatasan seharusnya berkonsentrasi melakukan yang tetap bisa dikerjakan dengan kursi roda dan tidak menyesali hal lain yang tidak bisa dilakukan," katanya.

Stephen Hawking
Stephen Hawking (Getty Images)

Dengan kata lain, jangan menyesal karena memiliki kelemahan, tetapi fokus mengembangkan diri dengan apa yang dimiliki. Hawking juga mengajari untuk pantang menyerah.

Sesaat setelah peluncuran A Brief History of Time, Hawking mengatakan, "Jadilah orang yang selalu bertanya. Sesulit apa pun hidup, akan selalu ada sesuatu yang bisa kamu kerjakan dan mengantarkan pada keberhasilan. Penting bagimu untuk tidak menyerah."

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved