Kisah Aki Muali Selama 40 Tahun Bekerja Sebagai Kusir Delman
Tak hanya di pagi hari, dirinya juga selalu berkeliling setiap sore hari dari pukul 15.00 - 17.30 WIB di sekitar Cisalak, Cimanggis, Depok.
Penulis: Muslimin Trisyuliono | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muslimin Trisyuliono
TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Seorang kusir delman bernama Muali (58) telah 40 tahun narik delman di sekitar kota Depok.
Setiap hari Minggu, pukul 06.00 -12.00 WIB sosoknya menjajakan jasa delmannya di Taman Merdeka.
Bapak tujuh anak ini hanya mengandalkan penghasilannya sebagai kusir delman.
Tak hanya di pagi hari, dirinya juga selalu berkeliling setiap sore hari dari pukul 15.00 - 17.30 WIB di sekitar Cisalak, Cimanggis, Depok.
"Setiap hari biasanya muter-muter didaerah Cisalak, setiap Minggu pasti mangkal di Taman Merkeda ada pasar pagi," tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, Muali mengeluhkan menurunnya penumpang yang menggunakan jasa delmannya.
Untuk tarif pengguna jasa delman dikenakan Rp 20 ribu untuk sekali jalannya setiap hari Minggu.
Baca: Eksplor Bakat Masakmu Lewat Kompetisi Bungasari dan Ny. Liem Cari Home Chef
Baca: Warga Kecewa Bus Tingkat City Tour Jakarta Tak Beroperasi Hari Ini
"Sekali jalan kita kasih tarif Rp 20 ribu paling 15 menit dari Taman Merdeka sampai mau ke jalan Tole Iskandar," tambahnya.
Namun untuk hari biasa ia hanya mematok tarif Rp 2 ribu untuk anak kecil yang menggunakan jasanya.
"Hari biasa Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu buat anak-anak setiap sore," tambahnya.
Muali selalu ditemani kuda coklatnya yang bernama Toni selama tujuh tahun ini.
"Sudah hampir beberapa tahun ini ditemani sama Toni kuda saya, untuk sekarang yang memakai jasa delman sudah sedikit tidak seperti dahulu ini karena terpaksa saja keluar hari Minggu," pungkasnya.
Dalam sehari Muali bisa mendapatkan lima penumpang saat hari Minggu.
Baca: Joget di Kedai Kopi Johny, Hotman Paris: Gak Ada yang Sawer?
Baca: Menggelar Syukuran Ulang Tahun, Ayu Dewi: Prasaan Waktu Eyke Kecil Gak Begini Amad
"Biasanya sehari dapatnya lima penumpang hari Minggu seperti ini, paling tidak enak saat hujan penumpang sampai tidak ada," tambahnya.
Meski sudah dilarang narik delman disekitar Taman Merdeka, Muali masih tetap menjajakan jasanya meskipun peminatnya sudah sedikit
"Sebenarnya tidak boleh narik delman disini karena peminatnya hari Minggu lumayan ya mau gimana lagi kita tetap narik," tegasnya.
Masa-masa paling senang dialami Muali pada tahun 1980an pengguna jasa andong masih banyak peminatnya.
"Paling enak waktu tahun 1980an penumpang banyak kalau sekarang sudah sepi paling cuma dapat lima sampai sepuluh orang, suka dukanya kalau lagi hujan ya sepi," tambahnya.