Punya 19 Ribu Anggota, Begini Pengakuan Anggota Muslim Cyber Army
Kemudian, dirinya menjelaskan tugas yang dilakukannya yaitu mencermati berita yang berkembang.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
Berdasarkan pengakuannya, postingan di akun tersebut belum ada verifikasinya.

"Saya belum seakurat itu, saya hanya mencermati perkembangan-perkembangan yang terjadi saat itu," ungkapnya.
Saat ditanya, apakah ada perintah untuk menyebar postingan tersebut?
"Kalau pribadi saya tidak ada, sementara yang lain saya tidak tau juga," imbuhnya.
Baginya, MCA yang asli tetap menjalankan tujuan awal berdirinya.
"Yang asli itu hanya untuk meluruskan pemberitaan saja," katanya.
Makanya dirinya bingung saat ini banyak MCA lain yang keluar dari tujuan awalnya.
"Karena MCA asli hanya meluruskan apa yang salah, tidak ada politik," tegasnya.
Polri Akan Kerjasama dengan Polisi Korea Selatan Tangkap Anggota Muslim Cyber Army
Polri menegaskan akan menjalin kerjasama dengan Kepolisian Korea Selatan dalam waktu dekat untuk menangkap admin MCA yang berada di negeri gingseng itu.
Dilansir dari Tribunnews.com, kerjasama tersebut menjadi bukti Polri tetap akan memburu semua anggota inti MCA.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, belum mengatahui dan masih mendalami terkait apakah ada pemesan isu provokatif yang diluncurkan MCA.
"Saya tidak bisa mengatakan indikasi atau tidak, tetapi fakta yang ada kita temukan beberapa orang yang ternyata terkait juga. Antara satu akun dengan akun lain. Akun tersebut ternyata ada kaitannya," pungkasnya.
Polisi sendiri sudah menangkap anggota MCA di beberapa tempat terpisah, yakni Muhammad Luth (40) di Tanjung Priok, Rizki Surya Dharma (35) di Pangkal Pinang, Ramdani Saputra (39) di Bali, Yuspiadin (24) di Sumedang, dan Romi Chelsea di Palu.