Sehari Sebelum Dipancung Zaini Menelepon Sang Istri, Siapa Sangka Ternyata Ini yang Ia Katakan

Torif mengatakan sehari sebelum dieksekusi Ayahnya menyempatkan diri untuk berbincang dengan sang Ibu.

Kolase TribunJakarta.com
Kolase Foto. 

"Ada satu saksi kunci bernama Sumiati asal Madura. Seusai terjadi pembunuhan, teman kerja almarhum (Zaini) itu menghilang," ungkap Iqbal ketika ditemui di rumah duka, Senin.

Pihaknya terus memburu keberadaan Sumiati melalui kantor imigrasi, Dinas Ketenagakerjaan Bangkalan, bahkan meminta bantuan sejumlah pondok pesantren.

Namun, (Sumiati) tidak dapat ditemukan. Keberadaannya seolah ditelan bumi hingga eksekusi akhirnya dilaksanakan," katanya. 

Baca: Ubi dan Pisang Goreng Jadi Incaran Pembeli Gorengan Kala Hujan

Kejanggalan lain, ujar Moh Iqbal, dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Kepolisian Arab Saudi tidak disebutkan motif pembunuhan yang dituduhkan kepada Zaini.

"Anehnya, hakim memutuskan Zaini bersalah atas pembunuhan terhadap majikannya. Dalam sidang dihadirkan 21 saksi," ujarnya.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menunda eksekusi dan membebaskan Zaini dari tuduhan pembunuhan, seperti melayangkan banding, kasasi, hingga peninjauan kembali.

Baca: Tak Bisa Berkedip Sejak Lahir Seorang Gadis Menolak Dioperasi Ternyata Ini Alasannya

Zaini bahkan berkirim surat kepada Raja Arab Saudi, Raja Salman, yang direspons dengan penyelidikan ulang.

"Harusnya pelaksanaan eksekusi dilakukan sejak 2008, tetapi terus ditunda," katanya.

Namun, pada akhirnya, keputusan eksekusi mati bagi Zaini tetap dilakukan karena pihak ahli waris korban tidak bersedia mengampuni.

"Hukum kisas bisa dibatalkan jika pihak ahli waris mengampuni. Namun, ini adalah takdir, semoga almarhum Zaini meninggal dalam keadaan khusnul khotimah," katanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved