Bersebelahan, Gereja dan Masjid di Tanjung Priok Ini Buktikan Sikap Toleransi dan Saling Menghargai
Dirinya juga mengaku tidak pernah ada konflik selama gereja dan masjid tersebut berdiri sejak puluhan tahun silam.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara, menyimpan bukti bahwa eksistensi dari sikap saling menghargai antara umat Muslim dan umat Nasrani, sangat dijaga.
Jika anda melewati Jalan Enggano ke arah Terminal Bus Tanjung Priok, di sisi kiri ruas jalan tersebut terdapat dua tempat ibadah yang berdempetan, yakni Gereja Protestan Mahanaim dan Masjid Al-Muqarrabin.
Representasi sikap saling menghargai antara jemaat gereja dan masjid tersebut sebenarnya terbukti dari aktivitas-aktivitas yang terbilang sepele.
"Misalnya kalau ada ibadah kadang mereka (jemaat gereja) parkir di sini," ujar Herman salah seorang pengurus Masjid Al-Muqarrabin kepada TribunJakarta.com, Jumat (30/3/2018).
Baca: Sambut Jumat Agung hingga Paskah, Gereja Katedeal Tambah 3000 Kursi
Baca: Persatuan Indonesia Jadi Tema Perayaan Paskah di Gereja Katedral
Dirinya juga mengaku tidak pernah ada konflik selama gereja dan masjid tersebut berdiri sejak puluhan tahun silam.
"Nggak, nggak pernah ada di sini mah. Ngapain juga begitu-begitu," ujar Herman.
Hal tersebut juga diamini Lely, salah seorang pengurus Gereja Protestan Mahanaim.
Ia membeberkan contoh bahwa pada saat bulan puasa pihak gereja dan masjid sering bekerja sama, khususnya perihal buka bersama.
"Kita bikin kolak dari sini buka bersamanya di masjid," ujar Lely.
Begitu pula pada saat Idul Adha, pihak gereja sering kebagian daging hasil pemotongan kurban.
"Kalau dengan sebelah biasanya juga kalau Idhul Adha kita kebagian daging. Sudah rutinitas setiap tahun kita," kataLely.
Pihak gereja juga bahkan sempat memberikan sarung dan sajadah kepada sebagian jamaah masjid.
Sikap toleransi itu sudah tumbuh sejak lama dan disadari jemaat masing-masing tempat ibadah di Jalan Enggano tersebut.
"Yang jelas gereja dengan masjid sebelah toleransi. Secara otomatis kita saling tahu, saling menghargai," kata Lely.