Gagasan Pemindahan Ibukota Maluku Dinilai Sebuah Langkah Positif
Pindahnya ibu kota dapat dipastikan akan mengakselerasi pengembangan masyarakat dan wilayah Pulau Seram tersebut
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pencanangan pemindahan ibu kota Provinsi Maluku ke Pulau Seram dinilai tepat lantaran mampu membawa perubahan yang lebih baik berdasarkan sejumlah kajian.
Pindahnya ibu kota dapat dipastikan akan mengakselerasi pengembangan masyarakat dan wilayah Pulau Seram tersebut.
"Pemukiman baru akan muncul di sekitar pusat pemerintahan ibu kota. Terjadi pertambahan penduduk atau minimal seluruh pegawai Pemprov dan instansi pusat setingkat Pemrov serta anggota DPRD Provinsi Maluku dan keluarga di sekitar pusat perkantoran pemerintah provinsi," kata Jopie Papilaja selaku akademisi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (30/3/2018).
Mantan Walikota Ambon itu menilai, pemindahan ibu kota Provinsi Maluku juga akan berdampak pada timbul dinamika ekonomi baru, lantaran tumbuhnya pemukiman baru. Selain itu, usaha pertanian rakyat juga akan semakin dinamis dan produktif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Baca: Sebarkan Ujaran Kebencian di Akun Facebooknya, Arseto Suryoadji Diringkus Polisi
"Alasan kedua (pemindahan ibu kota) karena daya dukung Kota Ambon yang sudah tidak sanggup lagi. Tingkat urbanisasi ke kota sangat tinggi. Sementara kebutuhan perumahan meningkat, dan ketersediaan lahan untuk pemukiman terbatas," tuturnya.
Jopie menerangkan, bahwa kawasan serapan air di kota musik tersebut telah beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman, dan setiap tahunnya akan semakin meluas. Alhasil, setiap musim penghujan Kota Ambon berpotensi tergenang banjir dan longsor, akibat air hujan yang tidak lagi tertahan di area perbukitan.
"Akibatnya tiap tahun terjadi musibah banjir dan longsor. Ancaman pencemaran Teluk Ambon juga terjadi akibat beralihnya fungsi lahan di area perbukitan dan abrasi kawasan perbukitan. Setiap kali hujan, air keruh dan lumpur mengalir ke laut, sampah-sampah juga menutupi habitat laut di Teluk Ambon. Pencemaran akan meluas setiap musim hujan," paparnya.
Menurut dia, kepadatan lalu-lintas di Kota Ambon juga semakin parah. Pasalnya, kota manise ini menjadi pusat pemerintahan, pusat pendidikan, serta pusat ekonomi. "Dinamika aktivitas masyarakat dan transportasi juga semakin tinggi. Tingkat kepemilikan kendaraan bermotor meningkat, mengakibatkan kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang semakin parah," ucapnya.
Jopie menambahkan, pencanangan pemindahan Provinsi Maluku ke Pulau Seram tidak akan berdampak negatif bagi perkembangan Kota Ambon. Sebab, Kota Ambon akan tetap menjadi kota pendidikan, kota transit bisnis, dan pusat ekonomi.
"Terkait sejarah, tak diragukan lagi bahwa Proklamator dan Presiden Soekarno yang meletakan batu pertama untuk Kota Masohi, dan diminta agar menjadi pusat pemerintahan di Maluku. Penamaan Masohi adalah kristalisasi ajaran Bung Karno, yaitu gotong royong," tandasnya.