Enen Dibunuh Suami Asal AS di Kamboja: Dipaksa Mengemis, Datangi Paranormal Sampai Surat Terakhir
Keluarga baru mengetahui isi surat itu setelah mendapat kabar tewasnya Enen dari Kementerian Luar Negeri.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Itu cerita juga sama saya," ujarnya.
Tak hanya mengemis, Echa juga menceritakan bahwa ibunya juga harus berutang ke koperasi dan home credit untuk membiayai uang jaminan Pembebasan Bersyarat sewaktu Bilal ditahan di Rutan Salemba karena kasus KDRT dengan istri sebelumnya.
Anak Ingin Laporkan Perlakuan Kejam Bilal

Putra kedua WNI yang tewas di Kamboja Enen Cahyati, Rifat (23) mengungkapkan dirinya sempat berulang kali ingin melaporkan perlakuan kejam ayah tirinya pada ibunya kepada polisi.
Namun ibunya berulang kali juga melarangnya.
"Saya sempet mau lapor ke polisi, tapi Mamah bersikeras nggak ngebolehin saya," ungkap Rifat di rumahnya di Jalan Barkah, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (29/3/2018).
Tidak hanya itu, Rifat pun sempat bertengkar mulut dengan Bilal yang baru tinggal di rumahnya sejak tahun 2017.
"Sempet berantem beberapa kali, tapi nggak sampe pukul-pukulan, cuma adu mulut aja," kata Rifat.
Hal yang sama diungkapkan oleh kakak pertama Rifat, Insya Maulida yang mengatakan bahwa ibunya terus menerus melarang anak-anaknya untuk lapor ke polisi.
Bahkan perempuan berusia 25 tahun yang akrab disapa Echa itu juga masih menyimpan sebuah foto ibunya yang babak belur dihajar Bilal di ponselnya.
Dalam foto tersebut terlihat wajah Enen yang lebam dan bengkam serta dagunya yang telah dijahit.
Selain itu tampak juga sebuah mukena yang berlumuran darah.
"Kalau saya mau saya bisa aja laporin Bilal. Saya masih pegang buktinya (foto dalam ponsel). Tinggal laporin aja. Tapi Mamah nggak pernah ngizinin," kata Echa.
Echa menduga bahwa ibunya telah diancam oleh Bilal.
Menurut teman Enen, Bilal pernah mengancam akan menghabisi nyawa seluruh anggota keluarganya jika bertindak macam-macam.
"Katanya semua keluarga mau dihabisin kalau lapor ke polisi," ungkap Echa.
Sebelumnya, Enen ditemukan tewas di sebuah kamar hotel Hometown Suite Hotel di Pnom Penh, Kamboja pada 25 Maret 2018.
Enen diduga tewas dicekik setelah mendapat kekerasan oleh suaminya yang berkebangsaan Amerika Bilal Abdul Fateen.
Kini belum ada informasi lebih jauh tentang keberadaan Bilal.
Keluarga Enen Tak Ada Permintaan Khusus

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Lalu Muhammad Iqbal mengatakan tak ada permintaan khusus dari keluarga almarhumah Enen Cahyati.
Diketahui, jenazah perempuan berhijab itu akhirnya dimakamkan di Kamboja, Kamis (29/3/2018).
Sebelum dimakamkan, dikatakan Iqbal, pihak keluarga Enen yang berada di Jagakarsa, Jakarta Selatan telah menyetujui jenazah Enen dimakamkan di Kamboja.
"Keluarga sudah setuju dimakamkan (di Kamboja). Tidak ada permintaan khusus dari keluarga," ujar Iqbal saat dihubungi Tribun, Jumat (30/3/2018).
Kemlu mengatakan jenazah Enen tidak memungkinkan jika dibawa pulang ke Tanah Air.
Putri pertama Enen Cahyati, Insya Maulida sebelumnya memiliki permintaan kepada Pemerintah agar memberikan fasilitas pada keluarganya agar terbang ke Kamboja dan melihat makam almarhumah ibunya.
Menanggapi hal itu, Lalu mengatakan saat ini hal terkait belum menjadi kebutuhan, sehingga Kementerian Luar Negeri belum bisa memenuhi permintaan fasilitasi keluarga Enen ke Kamboja.
"(saat ini) Tidak melihat ada kebutuhan untuk itu (beri fasilitas lihat makam almarhum Enen)," kata Lalu.
Jenazah Warga Negara Indonesia yang dibunuh oleh suaminya Bilal Abdul Fateen pria asal Amerika di sebuah hotel di Kamboja akhirnya dimakamkan pada Kamis (29/3/2018), pukul 12.30 waktu setempat.
Jenazah Enen dimakamkan secara Islam di Taman Pemakaman Warga Muslim Kamboja di dalam kompleks Masjid Al Akbar, Khleang Blek, Provinsi Kandal (33 KM dr Phnom Penh).
Suami Enen Diburu Interpol

Kepolisian Kamboja telah menetapkan Bilal Abdul Fateen (66), warga negara Amerika Serikat, sebagai tersangka pembunuhan terhadap istrinya yang berkewarganegaraan Indonesia, Enen Cahyati (48).
Kepolisian setempat juga memproses nama tersangka agar bisa dimasukkan dalam daftar pencarian orang atau red notice interpol.
Demikian disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Lalu Muhammad Iqbal, Jakarta, Jumat (30/3/2018).
"Kepolisian Kamboja sudah menetapkan tersangka pelaku pembunuhan, WN Amerika Serikat, atas nama Bilal Abdul Fateen alias BAF," ujar Iqbal.
Informasi yang diperoleh Kemlu dari kepolisian Kamboja, tersangka Bilal Abdul Fateen masuk ke wilayah Kamboja pada 16 Maret dan keluar dari pada 22 Maret.
Hal ini sesuai dengan perkiraan kepolisian sebelumnya, korban Enen Cahyati dibunuh tiga hari sebelum jasad ditemukan di kamar hotel di Pnompenh pada 25 Maret 2018.
Hasil visum terhadap jasad Enen Cahyati menunjukkan korban tewas akibat kekerasan.
Kepolisian Nasional Kamboja memastikan melanjutkan proses hukum terhadap tersangka Bilal Abdul Fateen.
Mereka akan memasukkan nama Bilal Abdul Fateen dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian internasional atau interpol.
Saat ini, mereka tengah menunggu laporan lengkap dari kepolisian wilayah Phnom Phen.
"Dasar itu untuk mengajukan Red Notice terhadap BAF dari Interpol," jelas Iqbal.
Iqbal menambahkan, Kemlu melalui KBRI di Pnom Penh akan terus memantau perkembangan kasus ini. (Tribunnews.com)