Sempat Malu, Ini Pengakuan Oin Sin Seniman Gambang Kromong Klasik di Tangerang
"Sekarang kalau main semangat banget, malah pede tidak malu lagi," kata Sin Yang.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, NEGLASARI -- Oin Sin Yang seorang pria yang tinggal di Tangerang, berusaha melestarikan gambang kromong klasik Kong’ahyan, Tehyan, dan Sukong seorang diri.
Oin Sin Yang melestarikan budaya asli Betawi ini seorang diri.
Menurutnya, tiga alat musik itu berasal dari Cina yang dibawa keturunan Thiong Hoa yang dulu menetap atau singgah di Indonesia.
Oin Sin Yang atau akrab disapa pak Goyong telah bermain dan membuat ketiga alat musim klasik tersebut sejak 1973.
Mengaku sempat malu, Sin Yang sekarang berjuang seorang diri untuk melestarikan instrumen asli Betawi itu.

"Dulu malu mau main, karena yang main tua-tua dulu kan kita (Sin Yang) masih muda gak keren, paling kalau ada personil sih diganti sama kita," kata Sin Yang saat ditemui di kediamannya Kampung Sewan, Tangerang, Minggu (1/4/2018).
Gambang Kromong merupakan bentuk akulturasi budaya Betawi dan Cina, memadukan unsur musik Cina dan perkusi, yang disebut gambang dan kromong.
Dirinya belajar secara otodidak memainkan tiga instrumen itu tanpa diajarkan oleh mendiang ayahnya Oen Oen Hok.
"Saya mulai belajar otodidak bermain dan buat Tehyan sejak tahun 1973 waktu itu masih remaja kayaknya," kata Sin Yang sambil bermain Tehyan.
Pria berusia 67 tahun itu bekerja sehari-hari sebagai pemulung botol plastik di bantaran Sungai Cisadane.
Sembari sesekali menerima tawaran bermain gambang kromong di sekolah-sekolah kesenian di Tangerang.
"Sekarang kalau main semangat banget, malah pede tidak malu lagi," kata Sin Yang.

Itu semua merupakan bentuk usahanya dalam melestarikan budaya asli Betawi yang datang dari Cina.
Pasalnya, anak muda jaman sekarang sudah tidak ada yang mengetahui lagi alat musik Kong’ahyan, Tehyan, dan Sukong.
"Sejak tahun 1980an sudah menurun, karena pemain sudah meninggal, sudah tua semua dan main lagu anak muda sudah tidak bisa. Sudah punah. Tidak ada yang mukul-mukul," ujar Sin Yang.