FSGI: Biaya UNBK Lebih Tinggi Ketimbang Ujian Kertas
FSGI dan jaringannya di seluruh daerah terus memantau persiapan pelaksanaan UNBK SMA dan Madrasah Aliyah.
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) kembali menerima sejumlah pengaduan terkait persiapan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMA yang akan berlangsung pada 9 hingga 12 April 2018.
FSGI dan jaringannya di seluruh daerah terus memantau persiapan pelaksanaan UNBK SMA dan Madrasah Aliyah (MA).
“Bahkan, diprediksi SMA/MA akan berpotensi mengalami kendala teknis, mengingat jumlah peserta dan sekolahnya lebih banyak dibandingkan SMK,” ujar Sekjen FSGI, Heru Purnomo, dalam keterangannya, Minggu (8/4/2018).
Pantauan FSGI dan jaringannya, persiapan UNBK SMA di Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tengara Barat, dan Bengkulu secara umum sudah baik.
Namun, masih diwarnai kesulitan sinkronisasi karena kesiapan teknisi yang kurang memadai, khususnya di MA.
Selain itu, akibat kekurangan jumlah komputer, beberapa sekolah harus pinjam ke pihak-pihak lain.
Hal tersebut membuat biaya tambahan yang lebih besar dibandingkan UN berbasis kertas.
Apalagi sebagian besar UNBK dilaksanakan dalam 3 sesi, walaupun ada yang 1 sesi seperti beberapa sekolah swasta di Jakarta.
"Biaya-biaya tersebut tidak hanya harus mengeluarkan honor dan konsumsi panitia dan pengawas," imbuh Ketua FSGI Mataram, Mustajib.
Menurutnya, UNBK perlu tambahan biaya honor lain, seperti teknisi, biaya sinkronisasi, pengadaan modem, dan biaya pengamanan 24 jam agar komputer atau laptop tidak dicuri.
"Belum lagi saran lain seperti penyediaan genset dan solar untuk berjaga-jaga ketika listrik mati. Belum lagi biaya simulasi dan tryout sebelum UNBK dilaksanakan,” tambah Ketua SGI Bima, Eka.