Ogah Tanggung Utang Proyek Warisan Jokowi, Menteri Purbaya Panen Dukungan dari Celios hingga Golkar

Langkah Menkeu Purbaya untuk tidak membiarkan beban utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh ditanggung negara panen dukungan.

Tribunnews.com/ Taufik Ismail
PURBAYA YUDHI SADEWA- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa usai pelantikan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (8/9/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Langkah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk tidak membiarkan beban utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh ditanggung negara panen dukungan.

Menteri bergelar doktor bidang ekonomi dari Purdue University itu, mengatakan, proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang sejak awal diskemakan bussiness-to-bussiness (B2B) harus diselesaikan tanpa melibatkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar, Firnando Hadityo Ganinduto, hingga Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios), Media Wahyu Askar,  sepakat dengan sikap Purbaya.

Terlebih, utang proyek warisan Presiden ke-7 Jokowi itu mencapai sekitar Rp 116 triliun.

Seperti diketahui, proyek ambisius Whoosh digarap pada pemerintahan Jokowi.

Melalui cap proyek strategis nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 3 Tahun 2016, proyek yang didanai sebagian besar menggunakan utang dari China Developement Bank (CDB) itu dikebut.

Ayah Wapres Gibran Rakabuming Raka itu juga yang meletakkan batu pertama pada Januari 2016, dan meresmikannya pada 2 Oktober 2023.

Sampai pertengahan 2025, jumlah penumpang Whoosh sebanyak 16 ribu sampai 18 ribu orang per hari pada hari kerja, dan 18 ribu sampai 22 ribu per hari pada akhir pekan.

Angka tersebut belum menyentuh target 31 ribu penumpang per hari yang dicanangkan sejak awal.

Ogah Tanggung Utang Whoosh

Purbaya mengatakan, KCIC yang kini berada di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) harus bisa membiayai utangnya sendiri.

Menurutnya, APBN tidak boleh menjadi pelarian proyek bermasalah.

"Kalau ini kan KCIC di bawah Danantara, mereka sudah punya manajemen sendiri, punya dividen sendiri," ungkap Purbaya dalam Media Gathering di Bogor, Jumat (10/10/2025).

"Jangan kita lagi, karena kan kalau enggak ya semua kita lagi termasuk devidennya. Jadi ini kan mau dipisahin swasta sama govenrment."

"Jangan kalau enak swasta, kalau gak enak government. Saya pikir begitu ya," lanjut tegasnya.

Sebelumnya, wacana pembayaran utang Whoosh ditanggung pemerintah diusulkan Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria.

Golkar Setuju

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved