Ditinggal Wafat Ayah Saat Lahir, Bocah Kelas 4 SD Ini Semangat Jualan Koran Bekas, Begini Kisahnya

Setiap hari, Haryo menjajakan koran bekas, dengan berkeliling di daerah Tebet, Jakarta Selatan, dan sekitarnya.

TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Haryo semangat jualan koran bekas 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET - Bocah bernama Haryo, sudah harus bekerja meski masih berusia 10 tahun demi membantu ekonomi keluarganya.

Setiap hari, Haryo menjajakan koran bekas, dengan berkeliling di daerah Tebet, Jakarta Selatan, dan sekitarnya.

Hal ini ia tuturkan, ketika ditemui wartawan TribunJakarta.com di Masjid Al-Ittihaad, Komplek Tebet Mas Indah, Tebet, Jakarta Selatan.

Baca: Unik, Jenazah Jro Mangku Rumpeg yang Meninggal di Usia 120 Tahun Diarak Bak Orang Kesurupan

Disela kesibukannya menjajakan koran bekas, Haryo yang merupakan siswa kelas empat SDN Tebet Timur 20 Pagi ini menyempatkan diri untuk berbagi kisah hidupnya.

Haryo, Bocah 4 SD penjual koran bekas
Haryo, Bocah 4 SD penjual koran bekas (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

"Sudah sejak dua tahun lalu jualan koran, waktu itu umur aku masih delapan tahun," ujar Haryo sambil mengusap keringat di keningnya, Kamis (13/4/2018).

Haryo menceritakan, pekerjaan tersebut ditekuni untuk membantu ekonomi keluarganya.

Baca: Wakapolri Bakal Ganti Kepala Polisi yang Tak Serius Tangani Miras Oplosan

Saat ini, ia hanya tinggal berdua dengan ibunya di daerah Cipinang.

Ayah Haryo sudah wafat sejak dirinya dilahirkan 10 tahun silam.

Ia menuturkan, seluruh uang hasil berjualan koran bekas tersebut diberikan kepada ibunya yang juga seorang pedagang minuman es.

"Sehari aku bisa dapat Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu mas, terus aku kasih ibu dan juga aku tabung," tuturnya menceritakan.

Baca: Rem Blong, Bus Pariwisata Seret Motor dan Tabrak Mobil di Garuda Wisnu Kencana

Pendapatan tersebut, belum dikurangi dengan uang yang dikeluarkan Haryo, untuk membeli setumpuk koran tersebut yang berharga Rp 5 ribu.

Koran bekas tersebut, kerap kali ia jajakan di lingkungan Masjid Al-Ittihaad.

Koran digunakan sebagai alas pengunjung yang akan melaksanakan salat tetapi tidak mendapatkan tempat.

Sehingga terpaksa harus melaksanakan salat di halaman masjid.

Selain untuk alas salat, ia juga kerap kali berkeliling menjajakan koran bekasnya, berharap ada orang yang berbaik hati memborong dagangannya tersebut.

Terakhir ia menuturkan, meski harus bekerja di usianya yang masih kecil, Haryo menuturkan tidak malu dan keberatan untuk membantu orang tuanya.

"Aku gak malu, lumayan uangnya bisa buat ngasih ke ibu aku," tutup Haryo kepada TribunJakarta.com.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved