Perampokan di Pondok Labu

6 Fakta Keseharian Pembunuh Pensiunan TNI AL: Berantem Soal Asmara, Bikin Gaduh dan Sering Mabuk

Terdapat dua lantai, delapan kontrakan di lantai dasar, dan sembilan kosan di lantai dua.

Tribunnews.com/Dennis Destryawan
Supriyanto (20), pelaku pembunuhan Purnawirawan TNI AL, Hunaedi (83) 

Terkadang mengganggu ketenangan penghuni lain.

Ia nongkrong bersama kekasih, dan dua rekan sejawat lainnya.

"Dia kan' suka sama pacarnya juga di atas, jadi kadang berempat. Perempuan dua, laki-laki dua, salah satunya Kiray itu," ujar Hengky.

Hengky sempat melihat Kiray bersama rekan-rekannya diciduk pihak kepolisian pada Kamis (12/4/2018) dini hari.

Saat itu, yang ia ketahui, mereka dibawa karena terlibat keributan bermotif asmara.

Hengky terkejut, begitu tahu Kiray merupakan pelakaku perampokan dan pembunuhan terhadap Purnawirawan TNI AL, Hunaedi.

Kos-kosan yang biasa ramai, kini sepi.

"Pasca kejadian penangkapan itu, di atas jadi lebih sepi karena mungkin masih pada takut kali ya tak mau berurusan sama polisi meski jadi saksi," ujarnya.

4. Indekos Tempat Pelaku Nongkrong Baru Ditempati Dua Minggu

Kontrakan Supriyanto
Kontrakan Supriyanto (Tribunnews.com/Dennis Destryawan)

Indekos yang kerap disambangi Supriyanto (20), pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap Purnawirawan TNI AL, Hunaedi (83), baru ditempati dua Minggu.

Indekos yang disewa rekan sejawat Supriyanto berada di Jalan Haji Muslim Nomor 15 RT 13 /01, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Ia kerap nongkrong di kosan tersebut.

Pemilik kosan, Lukman (55), kaget begitu tahu pelaku perampokan dan pembunuhan kerap datang ke kosan.

Menurut Lukman, yang menyewa tempatnya adalah seorang pria berusia 20 tahun.

Namun, bukan Supriyanto.

"Dia itu bukan pengontrak di situ. Yang mengontrak itu temannya. Cowok memang," ujar Lukman di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Lukman menegaskan, ia selalu mengingatkan secara lisan kepada seluruh penyewa tak diperkenankan mengonsumsi narkotika dan obat-obatan.

Apalagi, melakukan tindak kriminal.

"Saya juga pusing, bukan pengontrak di sini, hanya main, tapi malah kontrakan itu jadi kena imbas negatifnya," ujar Lukman.

Lukman menerangkan, rekan sejawat Supriyanto merupakan penghuni baru di kontrakan miliknya.

Di tempat dengan harga sewa satu bulan Rp 600 ribu, ucapnya, rekan Supriyanto tinggal tak sampai satu bulan.

"Orang baru itu. Dia juga baru dua Minggu," ujarnya.

5. Harga Sewa Indekos Rp 600 Ribu Per Bulan

Supriyanto (20), pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap Purnawirawan TNI AL, Hunaedi (83), sempat mengaku uang hasil rampokan untuk bayar indekos.

Pemilik indekos, Lukman (55), menerangkan terdapat 17 unit kontrakan yang disewakan di Jalan Haji Muslim Nomor 15 RT 13 /01, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Delapan unit di lantai dasar disewakan dengan harga Rp 900 ribu.

Sedangkan sembilan unit di lantai dua disewakan dengan harga Rp 600 ribu.

Supriyanto alias Kiray kerap menyambangi lantai dua, tempat rekan sejawatnya sewa indekos.

"Di atas Rp 600 ribu, tapi yang mengontrak itu kan' temannya. Cowok memang," ujar Lukman di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Lukman menerangkan, telah menerapkan beberapa aturan di kontrakan.

Yakni, tak diperkenankan mengonsumi narkotika dan obat-obatan, tak melakukan tindakan kriminal, serta membuat kegaduhan yang mengganggu ketenangan penghuni lain.

"Saya juga pernah usir pengontrak karena dia suka ribut-ribut," ujarnya.

Lukman tak tahu menahu soal seluk beluk Supriyanto.

Sebab, penyewa kontrakan atas nama rekan sejawat pelaku pembunuhan tersebut.

Ia pun merasa dirugikan, karena ada kasus Supriyanto yang menyeret nama kontrakan.

"Eh tak tahunya dia suka bawa teman, suka berisik, dan malah sampai seperti itu," ujarnya.

Bahkan, Lukman menegaskan, tak pernah bertemu dengan Supriyanto.

Hanya saja, mendapat aduan dari penghuni lain, karena di lantai dua tempat -- rekan Supriyanto mengontrak -- kerap membuat kegaduhan.

"Temannya itu, juga belum lama ngontrak. Paling baru dua Minggu," ujar Lukman.

6. Pemilik kontrakan bakal usir rekan Supriyanto

Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar saat menggelar rilis atas kasus pembunuhan purnawirawan TNI AL Hunaedi, 83 tahun di Lobby Polres Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018). Polres Metro Jakarta Selatan menangkap seorang tersangka berinisial S (20) dengan barang bukti berupa sebilah pisau, sebuah jam tangan, dan pakaian yang digunakan pelaku. Tribunnews/Jeprima
Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar saat menggelar rilis atas kasus pembunuhan purnawirawan TNI AL Hunaedi, 83 tahun di Lobby Polres Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018). Polres Metro Jakarta Selatan menangkap seorang tersangka berinisial S (20) dengan barang bukti berupa sebilah pisau, sebuah jam tangan, dan pakaian yang digunakan pelaku. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews.com/Jeprima)

Lukman (55), pemilik kontrakan akan usir rekan sejawat Supriyanto (20), pelaku pembunuhan terhadap Purnawirawan TNI AL, Hunaedi (83).

Lukman mengaku kaget, Supriyanto kerap mendatangi indekos miliknya.

Ia mengatakan, bahwa yang menyewa bukan lah atas nama Supriyanto.

"Yang ngontrak itu, temannya," ujar Lukman di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Biaya mengontrak rekan sejawat Supriyanto seharga Rp 600 ribu per bulan.

Ia baru menyewa selama dua Minggu.

Memang, ucap Lukman, dia kerap mendapat aduan warga, bahwa di lantai dua -- tempat Supriyanto nongkrong -- kerap menimbulkan kegaduhan.

Terdapat 17 unit kontrakan yang disewakan.

Lantai dasar delapan kontrakan, sedangkan di lantai dua terdapat sembilan indekos.

Warna cat lantai dasar kontrakan bervariasi, biru, putih, dan hijau.

Sedangkan, di lantai dua berwarna dasar biru.

Pelbagai profesi menjadi penghuni kontrakan.

Semisal, karyawan rumah sakit, toko kelontong, tempat makan, pengemudi ojek daring, dan karyawan mini market.

Pasca penangkapan terhadap Supriyanto, ucap Lukman, ia akan mengusir rekan Supriyanto dari kontrakan.

April adalah bulan terakhir Lukman memperkenankan rekan Supriyanto alias Kiray bersemayam.

"Karena adanya ini, saya tak mau lagi dong perpanjang kontrakan dia, biar saja lah dia pergi, daripada makin kena imbas jeleknya juga," ujarnya. (Dennis Destryawan/Tribunnews.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved