Kisah Nana Sopir Bus yang Ditumpangi The Jakmania: Pernah Tidak Dibayar Penuh dan Gagal Nonton
Tarif satu kali perjalanan pulang pergi dari Muara Karang ke SUGBK sendiri menurut Nana berkisar Rp 800 ribu.
Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Novian Ardiansyah
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Euforia suporter Persija Jakarta dalam menyaksikan langsung setiap pertandingan yang dijalanin oleh tim kesayangannya itu sangat tinggi.
Terbukti, beberapa laga terkahir kala Persija bertanding, The Jakmania tak pernah absen mengisi bangku di tribun Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
Salah satunya pada pertandingan Liga 1 2018 antara Persija Jakarta melawan Borneo FC di SUGBK pada Sabtu (14/4/2018) malam ini.
Baca: Selain Blokir Rekening PT Nindya Karya Rp 44 Miliar, KPK Sita Sejumlah Aset PT Tuah Sejati
Ribuan Jakmania berbondong-bondong mendatangi SUGBK. Mereka yang mengendarai kendaraan pribadi baik motor maupun mobil, namun ada juga yang menyewa bus metromini atau kopaja dalam lawatannya tersebut.
Pantauan TribunJakarta.com, puluhan bus berjejer di sepanjang Jalan Gerbang Pemuda, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Bus-bus tersebut sudah dihiasi spanduk-spanduk bertuliskan identitas Jakmania dari setiap wilayah di Jadetabek.
Nana, salah seorang sopir bus Kopami Jaya P 02 Pasar Senen – Muara Karang mengatakan, dirinya sudah berada sejak pukul 16.00 WIB di jalan tersebut.
"Dari sana tadi sekitar pukul dua atau tiga siang karena tunggu rombongan Jakmania kumpul dulu," ujar Nana kepada TribunJakarta.com, Sabtu (14/4/2018).
Baca: 3 Polisi Hajar Seorang Pemuda Hingga Terkena Serangan Jantung
Nana mengatakan, sudah beberapa kali mengantarkan rombongan Jakmania nntuk menyaksikan langsung pertandingan Persija saat berlaga di SUGBK.
"Sudah sering lah ya sudah beberapa kali antar mereka ke sini, kalau-kalau tarikan lagi sepi pasti angkut Jakmania ke sini," kata Nana.
Dari keseringannya mengantarkan rombongan Jakmania tersebut pun Nana menceritakan keluh kesahnya.
Menurut Nana, saat membawa suporter Persija Jakarta ini sudah sangat identik dengan keramaiannya.
"Ya sudah biasa lah sudah enggak asing lagi, pasti kalau bawa ini ramai, rusuh juga iya kadang enggak menang enggak kalah, apalagi kalau sudah ketemu musuh. Enggak ketemu juga kadang suka rusuh," ujar Nana.
Lebih jauh Nana menjelaskan kerusuhan apa saja yang ia maksud, yaitu seperti suporter yang naik ke atas bus atau tingkah laku suporter lainnya yang tidak baik.
"Sebenarnya buat menghindari rusuh itu dari awal kita sudah deal dulu sepakat, enggak boleh naik ke atas, jangan sampai mobil dirusak kaya semisal kacanya pecah, atau bergerak berlebihan sehingga membuat mobil bergoyang. Mereka sepakat tapi tetap saja pas sudah jalan mah ada saja yang naik," tutur Nana.
Ia pun mengaku hanya pasrah ketika ada beberapa suporter yang melanggar kesepakatan tersebut.
Baca: Jokowi Belum Berikan Respons, Pro-1 Pasangkan Muhaimin Iskandar dengan Gatot Nurmantyo
"Mau gimana lagi, mau dibilangin juga susah, dimarahin apalagi malah kita yang diomelin balik nanti. Jadi mendingan diam saja," ucap Nana.
Bahkan Nana mengatakan, tak jarang dirinya juga tidak dibayar penuh oleh para suporter yang sudah menyewa busnya itu.
"Kadang juga kalau sudah rusuh gitu mereka lupa main tinggalin saja enggak dibayar lagi. Tapi untungnya juga sudah bayar depe dulu sebelumnya 50 persen," terang Nana.
Menyikapi hal seperti di atas itu, lagi-lagi Nana pun hanya bisa diam dan menerimanya.
"Ya itu tadi enggak bisa dibilangin juga yang ada malah kitanya juga nanti yang kena, daripada jadi rusuh takutnya sampai kitanya juga dipukulin ya mendingan diam lagi saja," ujar Nana.
Tarif satu kali perjalanan pulang pergi dari Muara Karang ke SUGBK sendiri menurut Nana berkisar Rp 800 ribu.
"Ya lumayan buat nutup setoran juga yang tiap harinya Rp 300 ribu ditambah sama solar Rp 200 ribu," ucap Nana.
Namun Nana mengatakan, uang hasil sewa tersebut tidak akan cukup menutup biaya kerusakan bus seumpanya ada kerusuhan yang terjadi.
"Kalau sudah rusuh gitu bisa pecah kacanya. Ini juga pernah pecah sudah diganti kaca depannya itu jadi ada dua bagian. Satu bagian itu bisa kena Rp 500, kalau ganti yang ori itu semuanya satu bagian hampir Rp 1,5 juta," kata Nana.
Baca: The Jakmania Cilik Ini Prediksi Persija Menang Tiga Kosong Lawan Borneo FC
Dari pantauan TribunJakarta.com, kaca bagian depan bus tersebut memang terpisah menjadi dua bagian, di tengahnya diberi perekat agar saling tersambung satu sama lain.
"Nyesek juga sebenarnya sudah datang ke sini tapi enggak nonton Persija. Mau nonton ke dalam lihat dari layar tapi enggak ada temannya, jadi males kalau nonton sendirian," ujar Nana.
"Saya kira itu di pinggir-pinggir jalan sini disediain layarnya, enggak tahunya di dalam ya. Katanya temen saya sih nonton cuma mau hubungi nomor whatsapnya enggak ada. Jadi ya nunggu di mobil saja sampai pertandingan selesai," tambah Nana.