Fakta Serangan Amerika Serikat di Suriah, Berawal dari Perang Sipil Tahun 2011
Serangan ini ditengarai menjadi awal terbuka perang antara dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Rusia.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM - Amerika Serikat (AS) bersama Inggris dan Prancis melakukan serangan udara ke Suriah pada Sabtu pagi (14/4).
Laporan Reuters, serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan gas kimia beracun yang menewaskan puluhan orang di Douma, Suriah pada 7 April 2018.
Para pegiat dan pekerja medis mengatakan puluhan orang tewas ketika pesawat pemerintah menjatuhkan bom yang diisi dengan bahan kimia beracun di Douma, kota yang dikuasai pemberontak.
Komunitas Medis Suriah-Amerika menyatakan, ada lebih dari 500 orang yang dibawa ke pusat medis dengan gejala indikasi terpapar zat kimia.
Gejala itu meliputi kesulitan bernapas, kulit membiru, mulut berbusa, luka bakar, dan aroma seperti bau klorin.
Serangan ini ditengarai menjadi awal terbuka perang antara dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Rusia.
Berikut berbagai fakta serangan AS di Suriah yang telah menjadi perhatian Internasional dirangkum TribunJakarta.com:
1. Agresi militer serupa pernah dilakukan Obama
Amerika melakukan serangan karena menggangap Suriah menggunakan senjata kimia untuk membunuh rakyat sendiri.
Dilansir TribunJakarta.com dari Nytimes.com, saat masa kepemimpinan Obama, AS juga sempat melakukan agresi militer namun tak sampai menyerang Suriah seperti saat ini.
Hal itu dilakukan usai Assad menembak senjata kimia ke Ghouta yang menewaskan sedikit 1.500 orang pada tahun 2013.
Namun, Obama saat itu tak menyerang Suriah karena negara itu berjanji memusnahkan senjata kimia mereka, sebanyak 1.300 ton.
Baca: Diminta Tolong Angkat Galon, Pemuda Malah Perkosa Tetangga di Kebon Jeruk
Baca: Warga Jakarta Timur Minta Lokasi dan Waktu CFD Ditambah
2. 3 Sasaran dari serangan
Departemen Pertahanan Amerikat Serikat menyebut ada tiga sasaran dari serangan udara Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis yang dilakukan.
Berikut daftar sasaran dari serangan itu:
1) Sarana pusat penelidian di Damaskus, yang diduga berkaitan dengan produksi senjata kimia dan biologi.
2) Gedung penyimpanan senjata kimia di sebelah barat Homs
3) Gedung penyimpanan peralatan senjata kimia dan pos komando yang penting, juga dekat Homs
Baca: Putra Daerah Bali Ini Punya 16 Mobil dengan Puluhan Miliar, Raffi Ahmad Mah Kalah
Baca: Seminggu Jelang Pernikahan, Begini Berbagai Potret Pengajian Syahnaz Sadiqah
3. Awal mula konflik
Adanya rakyat yang tak puas terhadap kepemimpinan Bashar al Assad membuat dirinya menuai aksi protes.
Adanya aksi protes tersebut membuat pendukung oposisi mengusung senjata pada Juli 2011.
Seperti dikutip bbc.com, saat itu presiden Assad berjanji untuk meredam apa yang ia sebut "terorisme yang didanai orang asing," kerusuhan meningkat cepat di Suriah.
Pasukan pemberontak meningkat dan menjadi ratusan kelompok yang berperang melawan pasukan pemerintah dan menguasai sejumlah desa dan kota-kota.
Pada 2012, pertempuran mencapai Damaskus dan kota kedua terpenting Suriah, Aleppo.
Saat itu, konflik menjadi pertempuran antara pasukan pemerintah dan oposisi.
Perang juga meluas menjadi sektarian antara mayoritas Sunni melawan Shiah, minoritas yang menguasai negara
4. Presiden Bashar al-Assad tetap bekerja
Kantor kepresidenan Suriah merilis sebuah video lewat Twitter yang memperlihatkan Presiden Bashar al-Assad tiba di kantor kepresidenan untuk bekerja seperti biasa.
Video pendek yang hanya berdurasi enam detik itu memperlihatkan Assad berjalan sendirian sambil menjinjing koper melintasi sebuah ruangan berlantai marmer.

Video itu dirilis setelah Amerika, Inggris dan Perancis melakukan serangan udara ke Suriah.