Dijuluki 'Gurita 11' dan 'Pangeran Kodok', Laksda Djayeng Tirto Soedarmono Bangga
Saat menampilkan atraksi Silat Merpati Putih, Kopaska menampilkan Laksamana Muda TNI Djayeng Tirto Soedarmono untuk beratraksi.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Dalam perayaan HUT Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut ke-56 yang digelar di Mako Satkopaska Koarmabar, Pondok Dayung, Jakarta Utara, tim Kopaska menampilkan tiga atraksi bela diri, yakni Libre, Aikido, dan Silat Merpati Putih.
Saat menampilkan atraksi Silat Merpati Putih, Kopaska menampilkan Laksamana Muda TNI Djayeng Tirto Soedarmono untuk beratraksi.
Dirinya menampilkan atraksi mematahkan kayu, balok es, dan pipa dragon.
Baca: Tak bisa Hitung sampai 5, Balita Dipecut Oleh Kekasih Ibunya Hingga Nyaris Tewas
Saat memperkenalkan Djayeng, pembawa acara menyebutkan julukan yang diberikan kepada dia.
Djayeng yang merupakan angkatan ke-11 Kopaska dan masuk pada tahun 1988 dijuluki 'Pangeran Kodok' dan 'Gurita 11'.
Ketika ditanya awak media mengenai julukannya tersebut, anggota Kopaska yang menjabat sebagai Perwira Ahli Bidang Sosial Budaya Dewan Ketahanan Nasional tersebut mengungkapkan bahwa setiap siswa Kopaska mendapatkan julukannya masing-masing.
Dirinya mengaku julukan 'Gurita 11' memiliki arti tentara yang bisa menyerang ke segala sisi layaknya gurita dengan tentakelnya bisa menyerang ke segala penjuru.
Baca: Ngaku Alami KDRT, Hilda Beberkan Bukti Baru, Kriss Hatta: Ya Allah Kamu Istigfar!
"Kebetulan sandi saya Gurita 11. Jadi setiap siswa punya nama-nama sendiri, nama ikan, nama binatang laut. Itu saya senang karena dengan banyak tentakel dia bisa serang semuanya," ujar Djayeng Jumat (20/4/2018).
Julukan tersebut, lanjut Djayeng, mencerminkan Kopaska. Pasalnya, dalam pertempuran, umumnya pasukan Kopaska bisa menghancurkan satu batalyon musuh dengan minimal tiga orang dan maksimal tujuh orang tentara.
"Kopaska salah satunya seperti itu. Kopaska bertempur minimal tiga (orang) maksimal tujuh, tapi yang dihancurkan satu batalyon," terang Djayeng.
Perihal 'Pangeran Kodok', Djayeng mengaku senang dengan julukan yang diberikan rekan-rekan seangkatannya tersebut.
Menurutnya, nama tersebut sudah sangat melekat dengan dirinya.
"Oh enggak, bahkan saya suka. Kalau saya punya mobil bagus nanti saya tulis 'Pangeran Kodok'. Karena itu kan nama khas yang orang nggak punya. Jadi misalnya ada yang nanya dengan siapa? Pangeran Kodok gitu. Sudah tahu dia siapa," pungkas dia.