Tidak Terpengaruh Ramadan, Omzet Pedagang Topi Lebih Dipengaruhi Cuaca

"Penjualan baru naik pas musim panas atau pas cuaca lagi panas-panasnya. Kalau pas musim panas naiknya bisa tiga kali lipat," tuturnya.

Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Bima Putra
Suasana di pasar kaget jalan Merdeka, Sukmajaya, Depok, Sabtu (6/5/2018) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, SUKMAJAYA - Bulan Ramadan acapkali membuat omzet para pedagang baju melonjak, namun hal tersebut tidak berlaku bagi pedagang topi.

Hal ini dikatakan Malisi (60), seorang pedagang topi di pasar kaget jalan Merdeka, Sukmajaya.

Baca: Warga Tangerang yang Minum Air Comberan Mengaku Keturunan Sunan Gunung Jati

"Kalau bulan puasa omzetnya biasa saja, enggak naik. Soalnya saya dagang topi, bukan baju, kalau pedagang baju sih penjualannya naik, kalau topi enggak," kata Malisi saat ditemui, Sukmajaya, Depok, Minggu (6/5/2018).

Dikatakannya, omzet penjualan topi justru dipengaruhi cuaca dan musim yang sedang berlangsung.

Alasannya, topi hanya merupakan aksesoris yang tidak setiap hari dikenakan.

Baca: Belum Pernah Bertemu, Ibu Kandung Belum Kenal Dekat dengan Calon Istri yang Dibunuh oleh Anaknya

"Penjualan baru naik pas musim panas atau pas cuaca lagi panas-panasnya, kan cuaca sekarang lagi enggak jelas. Kalau pas musim panas naiknya bisa tiga kali lipat," tuturnya.

Malisi memilih berjualan di pasar kaget Jalan Merdeka karena banyak dikunjungi warga kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Sehari-harinya ia berjualan topi di jalan Kerinci, Kelurahan Abadijaya.

Harga topi yang dijual Malisi berkisar di angka Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.

Baca: Menurut Tukang Parkir Dekat Rumah Korban, ST Cuek dan Tidak Pernah Menyapa Tetangga

Namun ada pula barang dagangannya yang dijual seharga ratusan ribu.

"Kalau pembeli di sini kan memang dari kalangan menengah ke bawah, jadi saya cuman bawa topi yang harganya puluhan ribu. Kalau ada yang mesen baru saya bawa topi yang harganya agak mahal," ujar Malisi.

Alasannya tidak membawa topi berharga mahal kala berdagang juga dipengaruhi kondisi tempat berdagangnya.

Baca: Ibu Kandung Ungkap Pembunuh dan Pembakar Calon Istri Sudah 5 Bulan Tidak Pulang ke Rumah

Sebagai pedagang kaki lima yang merasakan panas dan hujan, ia khawatir topi dagangannya rentan rusak karena cuaca.

"Kalau saya bawa yang harganya mahal nanti belel kena panas sama hujan, apalagi dagang enggak pakai tenda. Makannya baru saya bawa pas ada yang mesan saja," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved