Cerita Wan Gocap, Pria Dermawan yang Bagikan Uang Tengah Malam di Tanah Abang
Agus membawa istri dan dua anaknya naik bajaj dari rumah mereka di Gunung Sahari menuju Tanah Abang demi mendapat uang Wang Gocap. Siapa dia?
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Y Gustaman
Pria yang sehari-hari ini mencari barang bekas itu menjelaskan, bukan gelandangan atau pemulung saja yang mendapat uang dari Wan Gocap.
"Pedagang atau warga yang pada ikut ngemper di sini juga dapat kalau dia datang. Siapa saja dikasih sama dia," kata Darmin.
Selama ini Darmin tak tahu identitas asli Wan Gocap, tapi kehadirannya sudah menjadi malaikat penolong bagi orang seperti Darmin, Romlih dan lainnya.
"Orangnya belum tua-tua banget, biasa saja orangnya. Tapi kita juga enggak tahu dia itu orang mana. Habis kasih duit langsung jalan lagi," ucap dia.
Jarum jam menunjukkan pukul 02.00 WIB, angin malam begitu dingin menusuk sampai kulit, tapi sosok yang ditunggu tak kunjung datang.
Seperti sudah terjadwal, mereka pun membubarkan diri dari sana sambil memendam kekecewaan.
"Enggak datang malam ini. Mungkin besok kali datangnya," keluh Darmin.
Malam itu, tak hanya Darmin yang kecewa, tapi juga Agus yang membawa istri dan dua anaknya.
Ia pasrah dan memilih pulang ke rumahnya karena Wan Gocap tak datang memberi uang.
Agus menggendong anak pertamanya, sedangkan sang istri menggendong anak kedua.
Hari ini Agus tak dapat apa-apa, malah harus mengeluarkan ongkos Rp 40 ribu untuk bajaj pulang pergi dari rumah ke Tanah Abang.
"Belum rezeki namanya. Naik bajaj pulang pergi Rp 40 ribu, semoga saja besok malam Pak Haji datang biar saya dapat uang buat makan," ujar Agus lalu pamit pulang.