Setahun Dipasarkan, Rumah Mewah TKP Pembunuhan Sadis di Pulomas Tak Kunjung Laku Dijual

RDinding di bagian luar terlihat tidak usang, pada bagian teras rumah pun tidak nampak ada tanaman liar yang tumbuh

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Kondisi rumah yang menjadi lokasi pembunuhan sadis di Jalan Pulomas Utara 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur nampak ada sebuah spanduk berwarna hitam yang menunjukkan rumah mewah tersebut dijual, Senin (7/5/2018). 

Lampu penerangan yang berada di bagian depan pun terlihat masih hidup menyala, dari empat lampu yang ada, hanya satu yang mati. Sedangkan tiga lainnya masih menyala.

Sebelumnya pada Selasa (27/12/2016) Dodi Triono ditemukan pihak polisi sudah tak bernyawa usai disekap selama beberapa jam bersama 10 orang lainnya di dalam kamar mandi dengan hanya seluas 2,5 meter persegi.

Dodi yang merupakan pemenang proyek renovasi Stadion Gelora Bung Karno meninggal bersama dua putri dan dua pembantu serta seorang rekan putrinya tersebut, sementara lima orang lainnya bisa diselamatkan.

Dari empat pelaku pembunuhan sadis tersebut, satu diantaranya, yakni Ramlan Butar-butar tewas saat penyergapan, sementara tiga lainnya berhasil diamankan poleh pihak yang berwajib.

Dua dari tiga tersangka dijatuhi hukuman mati, yakni Ridwan Sitorus alias Ius Pane dan Erwin Situmorang, sementara satu lainnya, yakni Alfin Sinaga dihukum seumur hidup.

Uji Nyawa
Usai peristiwa berdarah tersebut, rumah tersebut dijadikan wahana uji nyali sebuah program acara televisi.

Hasilnya, warganet pun protes.

Terlebih lagi, sang pembawa acara mengunggah foto preview uji nyali tersebut dengan di akun instagramnya.

"Tantangan di malam jumat @intensindigo buat melihat dan merasakan apa yg terjadi di rmh almarhum pak Dodi korban perampokan dan pembunuhan sadis yg mengakibatkan satu keluarga meninggal dunia #pembunuhan #perampokan #sadis #rcti," tulisnya.

Emosi warganet semakin terpantik saat putri Dodi Triono sekaligus korban selamat, Zanette Kalila Azaria mengungkapkan kesedihannya.

Ia ingin menyampaikan bahwa rumah tersebut tetaplah tempat ia menemukan kenyamanan dan kehangatan.

"Rumah ini bukan tempat yang menyeramkan seperti kalian saksikan dan bukan tempat "rekreasi" yang kalian bisa kunjungi setiap saat.

Tempat ini merupakan dimana saya mendapat rasa nyaman dan kehangatan yang tidak pernah ada habisanya.

Saya hanya ingin teman-teman tahu, bahwa keluarga saya berpulang ke pangkuan Allah dengan tenang.

Dan saya yakin, mereka tidak ingin menjadi kenangan yang menakutkan, melainkan kenangan indah yang didoakan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved