Kisah Kekuatan Doa 70 Teman, Maling Kain di Bali Jual Kembali Hasil Curian ke Pemilik

Satu penenun dengan lainnya tampak konsentrasi. Bukan mulut yang bergerak, tapi tangan kaki dan mata.

Kolase Tribun Bali
Owner Pertenunan Astiti, I Nyoman Sudira, menunjukkan kain tenun motif Kalimantan saat ditemui di rumahnya di Banjar Jerokapal, Desa Gelgel, Klungkung, Bali, Selasa (8/5/2018). 

"Pas dia datang, langsung masuk dan nanya sama karyawan. 'Eh Ketut (nama anak Nyoman) sudah ngajar dia?' tanya orang itu.

Sementara karyawan baru saya ini tidak tahu apa-apa, dia cuma bilang Ketut masih di atas.

Nah pas itu dengan sok akrabnya dia bilang saya ambil kain ini 60 dengan gerakan buru-buru.

Karyawan saya bilang iya tunggu saya catat pakai nota dulu, dia saat itu sedang kebingungan.

Dia juga tanya soal karyawan lama yang meninggal.

Pokoknya dia tahu semua.

Belum sempat dicatat, karyawan ini panik juga.

"Dia kan bawa karung jadi langsung dimasukin semua itu. Pas dipanggil Ketut di atas, langsung kabur orang itu." jelas Sudira mencoba mendeskripsikan.

Setelah peristiwa itu Sudira kemudian diberi pesan oleh anaknya bahwa 60 kain itu telah hilang.

Namun Sudira tidak melapor ke polisi.

Ia tetap tenang dan memberitahu anaknya, si karyawan baru, dan keluarga agar berdoa untuk bisa mendapat petunjuk dan pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian tersebut.

"Saya bilang anak (karyawan) itu tidak perlu dipermasalahkan. Saya dan istri juga ikhlas dan kita hanya berdoa agar bisa kembali. Nah, di lain sisi kita juga punya keyakinan kalau orang jual kain itu pasti ke Pasar Klungkung. Di sini pusat penjualan kain, di tempat lain gak bisa dia. Besoknya (3/5/2018) kita sudah merelakan, hanya banyak teman turut merasa kehilangan dan mereka juga berdoa.
Mungkin ada 70-an lebih teman yang doakan di halaman Facebook saya itu. Mungkin itu juga menjadi kekuatan yang mengembalikan kain itu," ujarnya merasa terharu.

Dan, apa yang terjadi? 60 kain seharga 12 juta itu tiba-tiba mampir ke tokonya di Pasar Klungkung pagi itu.

"Pas pagi itu datanglah orang itu, mau jual ke toko. Nah istri saya hafal kain motif Kalimantan yang kami buat. Itu satu-satunya di sini belum ada yang buat jadi kami hafal. Kemudian dibukanya, dia kaget dan grogi terus mau panggil satpam tetapi kedengaran sehingga pelaku lari meninggalkan lokasi." ujarnya.

Bagi Sudira, kejadian ini sangat unik dan juga ada campur tangan Tuhan. Karenanya, ia pun berterima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan kerabat serta teman-temannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved