Surabaya Diteror Bom
Puji Kuswati, Ibu yang Ajak Anaknya Lakukan Bom Bunuh Diri, Sempat Tak Disetujui Menikah
Dia datang ke gereja dengan berjalan kaki bersama dua anak perempuannya, Fadilah Sari (12) dan Pemela Riskika (9).
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Pak Koesni dari kalangan Nahdliyin. Beliau aktif sekali di masyarakat sini. Sering bergaul, ikut kegiatan sosial. Jadi dia dan istri sangat terkejut saat tahu anaknya meninggal karena bom bunuh diri di Surabaya," kata Rusiono.
4. Puji Sempat Tak Disetujui Keluarga Saat Akan Menikah
Salah satu anggota keluarga pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya, Puji Kuswati (43), lahir di Banyuwangi.
Meskipun Puji jarang pulang dan berkomunikasi, pihak keluarga tetap perhatian pada anak ketiganya itu.
Puji lahir di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
Namun Puji sejak balita telah meninggalkan Banyuwangi.
Menurut Kepala Desa Tembokrejo, Banyuwangi, Sumarto, Puji memang lahir di desanya.
Namun tidak tercatat secara administrasi berdomisili di Banyuwangi.
“Bukan warga sini, hanya lahir di desa ini. Sesuai pengakuan dari pihak keluarga, sejak masih berusia 20 bulan sudah diasuh dan tinggal bersama bibinya di Magetan," kata Sumarto, Senin (14/5/2018).
Menurut Sumarto, Puji merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Koesni dan Minarti.
Sumarto menjelaskan, saat menikah pihak keluarga tidak menyetujui pernikahan Puji dengan suaminya, Dita Supriyanto.
"Keluarga jarang berkomunikasi dengan Puji, dan dia juga jarang pulang," kata Sumarto.
Sumarto menjelaskan, meski jarang berkomunikasi, pihak keluarga tetap perhatian pada Puji.
Bahkan pihak keluarga pernah membelikan mobil hingga tapi dijual.
"Pernah dibelikan mobil tapi dijual terus. Terakhir dibelikan mobil, agar tidak dijual BPKB-nya tidak diberikan ada di Banyuwangi," kata Sumarto.