Marak Aksi Terorisme, Krishna Murti Blak-Blakan Ungkap 'Kita Perang Kejahatan, Bukan Perang Manusia'
Ia bahkan menyatakan, banyak pelaku kejahatan bersembunyi dibalik pakaian bagus.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
"Semoga ini mencerahkan dan menghindarkan kita dari syak wasangka satu sama lain," tegasnya.
@zazafafa77: "Salut pakk @krishnamurti_91 semoga Allah menjaga dan memberi Rizki yg berkah amiin"
@ariiefpratamaa: "@krishnamurti_91 alhamdulillah pak saya bangga pak"
@aris_nurkholis: "Setuju komandan"
Diketahui sebelumnya, terjadi sebuah ledakan di Gereja Katolik Santa Maria, Ngagel, Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (13/5/2018) sekitar pukul 07.00 WIB.
Tak berhenti disitu, terdapat tiga titik lainnya yang meledak di gereja di Surabaya, Jawa Timur.
Ledakan bom di tiga gereja di Surabaya merupakan serangan bom bunuh diri satu keluarga, yakni Dita Supriyanto (47) dan istrinya serta empat anaknya.
Pelaku adalah warga asal Wisma Indah, Jalan Wonorejo Asri 11 Blok K/22, Surabaya.

Istri Dita yang ikut aksi bom bunuh diri adalah Puji Kuswanti (43). Sedangkan keempat anaknya adalah, Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12), dan Famela Rizqita (9).
Kapolri Jenderal Tito Karnivian mengatakan pelaku yang merupakan satu keluarga ini melakukan serangan bom bunuh diri lantaran balas dendam.
"Serangan bom bunuh diri di Surabaya dikarenakan balas dendam," jelas Tito Karnavian.

Dita merupakan Ketua Jamaah Ansarud Daulah (JAD) di Surabaya. Selain JAD, juga di Indonesia ada kelompok Jamaah Ansarud Tauhid (JAT). Kelompok ini merupakan afiliasi ISIS.
"Memang motif internasional, ISIS sedang ditekan di Barat, mulai AS dan Rusia, sehingga terpojok," terang Tito, saat di RS Bhayangkara, Polda Jatim, Minggu (13/5/2018).
Usai ledakan tiga Gereja, kini Markas Polrestabes Surabaya diserang pelaku teror dengan modus bom bunuh diri pada Senin (14/5/2018) pukul 08.50 WIB.
Berdasarkan rekaman kamera CCTV yang beredar pascaledakan, tampak pelaku bom bunuh diri mengendari motor berboncengan.