Kisah Bocah 11 Tahun Asal Bogor yang Berjuang Bersama ISIS
Hatf Saiful Rasul pergi ke Suriah bersama sekelompok kerabat pada tahun 2015, bergabung dengan sekelompok pejuang Perancis.
Mustanah, mantan mahasiswa yang dideportasi dari Irak pada bulan Agustus, telah mengatakan kepada polisi bahwa beberapa mantan siswa dari Ibnu Mas'ud telah melakukan perjalanan ke Suriah.
Terletak di kaki Gunung Salak, Bogor.
Sebuah gunung berapi yang tidak aktif, di desa Sukajaya, 90 km (55 mil) selatan ibu kota Indonesia, Ibnu Mas'ud terdiri dari kompleks ruang kelas, asrama dan ruang salat yang dapat menampung hingga 200 orang siswa dari sekolah dasar sampai SMP.
Menurut polisi dan pejabat pemerintah Indonesia, sebagian besar mendidik siswa dalam Islam dan mata pelajaran lainnya namun beberapa terkait dengan ekstremisme dan bertindak sebagai pusat rekrutmen.
Kala itu, Kamaruddin Amin yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Islam di Kementerian Agama RI, mengatakan Ibnu Mas'ud tidak pernah terdaftar sebagai pesantren.
Bongkar Senapan Dalam 32 Detik
Pesantren memiliki akar yang dalam di Indonesia, beberapa abad yang lalu, saat mereka menjadi bentuk pendidikan utama bagi masyarakat miskin dan pedesaan.
Bahkan ketika sistem pendidikan Indonesia yang dimodernisasi dan sekolah sekuler yang dijalankan pemerintah diperkenalkan, pesantren yang sangat pribadi tetap menjadi penting.
Amin, di Kementerian Agama RI, mengatakan kepada Reuters pada bulan Juli bahwa Kemenag sedang mengupayakan sebuah kebijakan baru untuk membakukan kurikulum di pesantren dan mengambil alih persetujuan mereka. Belum ada kebijakan yang diumumkan.
Anam, ayah Hatf Saiful Rasul, mengatakan kepada Reuters dalam tulisan tangan untuk menanggapi pertanyaan selama persidangan di Jakarta pada bulan Juli bahwa dia bangga dengan anaknya.
Foto yang dilihat oleh Reuters, yang menurut Anam diambil di Suriah dan diposkan di media sosial oleh Hatf Saiful Rasul, menunjukkan anak laki-laki tersebut sedang makan dengan pria yang lebih tua.
Foto lain memperlihatkan bocah berwajah segar itu memegang senapan AK-47.
"Hatf Saiful Rasul bisa membongkar senapan dalam 32 detik," tulis Anam.
Dia juga mengeluarkan "pistol 9mm, 2 granat tangan, pisau komando dan kompas."
Anam juga dikabari bahwa Hatf Saiful Rasul selamat dari satu serangan udara, terpental ke udara akibat ledakan tersebut tapi hanya mengalami telinga berdarah dan gangguan pendengaran.