Kisah Liem Sioe Liong dan Reformasi Mei 1998, Soeharto Masih Percaya Diri
Sebelum berangkat ke luar negeri, Liem berkunjung ke rumah pribadi Soeharto di Jl Cendana, Jakarta, untuk pamitan.
Mendengar kabar itu, Anthony memutuskan membiarkan saja mereka beraksi.
Baca: Belum Setahun Ditinggal Suami, Ini Jawaban Mengejutkan Ririn Ekawati saat Ditanya Kapan Nikah Lagi
"Saya bilang pada para penjaga agar tidak melawan. Lebih baik (rumah dibakar) daripada ada yang terluka. Kalau ada yang terbunuh, akan lebih parah keadannya. Kalau ada darah tumpah untuk melindungi rumah, seluruh kota akan dilanda kekerasan lebih mengerikan," kenang Anthony.
Gerombolan pengacau itu kemudian membakar mobil di garasi, lalu masuk rumah dan membakar furnitur.
Mereka mencopot lukisan dan mengobrak-abrik isi kamar.
Foto Liem dan sang istri, yang berukuran besar, diseret ke tengah jalan.
Selanjutnya benda itu dicabik-cabik dan mereka berjalan mengelilinginya.
Puas melakukan aksinya, orang-orang tersebut kembaik naik truk dan berlalu.
Baca: Supir Truk Ditetapkan Jadi Tersangka, Sang Ayah hanya Bisa Pasrah
Tak pelak Anthony mengucapkan syukur karena kedua orangtunya sedang tidak berada di rumah saat itu.
"Biasanya ibu saya selalu di rumah. Kalau dia ada di rumah saat itu, tentu sangat mencemaskan," kata Anthony.
Tidak ada barang-barang sangat berharga yang hilang atau dijarah.
Kerugian sesungguhnya bagi keluarga taipan tersebut, menurut Anthony Salim, adalah, "Banyak sekali foto, album, sejarah, semua musnah terbakar bersama rumah.. Benar-benar traumatis." (tribunnetwork/feb)