Ramadan 2018

Sekilas Mirip Klenteng, Tapi Inilah Masjid Muhammad Cheng Ho di Purbalingga

Jika belum mengenal, orang tak akan menyangka bangunan mirip kelenteng itu adalah Masjid Cheng Ho.

Editor: Y Gustaman
Tribun Jateng/Khoirul Muzakki
Masjid Cheng Ho terletak di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, atau sekitar 8,5 kilometer dari Alun-alun Kota Purbalingga. Masjid berarsitektur Tiongkok ini dibangun oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Purbalingga. TRIBUNJAKARTA.COM/KHOIRUL MUZAKKI 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJAKARTA.COM, PURBALINGGA - Saat matahari condong ke arah barat, azan berkumandang dari sebuah bangunan mirip klenteng di sisi jalan raya Purbalingga-Pemalang.

Panggilan salat itu memecah kebisingan jalan yang tak pernah henti dari hilir mudik kendaraan.

Jika belum mengenal, orang tak akan menyangka bangunan mirip kelenteng itu adalah tempat ibadah umat Muslim atau masjid.

Pengenalan peribadatan itu terwakili dari sebuah pelang nama di halaman depan bertuliskan, Masjid Muhammad Cheng Hoo.

Masjid ini memadukan arsitektur Jawa dan Tiongkok.

Masjid Cheng Ho terletak di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, atau sekitar 8,5 kilometer dari Alun-alun Kota Purbalingga. Masjid berarsitektur Tiongkok ini dibangun oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Purbalingga. TRIBUNJAKARTA.COM/KHOIRUL MUZAKKI
Masjid Cheng Ho terletak di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, atau sekitar 8,5 kilometer dari Alun-alun Kota Purbalingga. Masjid berarsitektur Tiongkok ini dibangun oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Purbalingga. TRIBUNJAKARTA.COM/KHOIRUL MUZAKKI (Tribun Jateng/Khoirul Muzakki)

Tak ayal, bangunan yang pendiriannya diinisiasi oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) ini lebih mirip kelenteng ketimbang masjid pada umumnya.

Masjid Cheng Ho terletak di Desa Selaganggeng Kecamatan Mrebet Purbalingga, atau sekitar 8,5 dari alun-alun kota Purbalingga.

Tidak ada kubah bulat pada atap tempat ibadah itu yang menjadi ciri khas bangunan masjid pada umumnya.

Tampak justru sebuah menara bertingkat yang atapnya ada di setiap tingkat atau bertumpuk.

Setiap ujung atap dibuat melengkung laiknya ekor naga. Menara semacam ini biasa dijumpai pada bangunan pagoda atau kuil.

Warna putih merah mendominasi bangunan itu, selain hijau atap dan kuning keemasan pada tulisan dengan huruf Hanzi (Kanji).

Dinding masjid dilapisi cat putih, sementara pilar-pilarnya bewarna merah.

Setiap jendela berbentuk persegi delapan, dengan kaca di tengah bewarna hitam dan keliling merah kuning. Beberapa lampion khas Tiongkok menghiasi serambi dan ruang dalam masjid.

Langit-langit masjid juga menonjolkan ciri arsitektur Tiongkok berbentuk persegi delapan yang di dalamnya terukir lafadz Allah. Dengan seni kaligrafi, tulisan Allah berhuruf Arab itu lebih mirip huruf Hanzi.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved