Pernah Dikeluarkan dari Sekolah, ABG Pembobol Bandara Soetta Terbiasa Mencuri Sejak Kecil
"Si (DV) mah sudah terkenal suka klepto barang-barang, waktu itu SD kan dia dikeluarkan dari sekolahnya karena ketahuan maling."
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Aji
Tingkatkan pengawasan
Meski begitu, untuk menghindari peristiwa serupa PT Angkasa Pura II akan melakukan peningkatan sistem pengawasan dengan menambahkan jumlah CCTV serta memaksimalkan petugas berpakaian bebas atau pengamanan tertutup.
“Standar operasional prosedur (SOP) telah kami lengkapi dengan pengamanan tertutup. Kami bersama Garuda Indonesia bertanggung jawab atas kerugian tersebut dan mulai hari ini teman-teman ground handling Gapura Angkasa telah melakukan pengecekan bagasi yg dibawa keluar oleh penumpang sesuai tidak dengan baggage tag yang mereka punya untuk memastikan keamanan dari bagasi yang dibawa,” ujar Erwin.
Kasus dugaan pencurian barang bawaan milik penumpang ini terjadi pada 12 Mei 2018. Saat itu, korban, yang tidak mau disebutkan namanya beserta, keluarga dari Denpasar ke Jakarta menggunakan pesawat GA417 dan tiba di Jakarta, Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sekira pukul 19.00 WIB.
Tonton juga:
Koper untuk koleksi
Selama lima kali beraksi, DV berhasil membawa pulang 10 koper utuh tanpa merusaknya.
DV yang menggondol dua koper di conveyor Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sempat terekam kamera CCTV dan kemudian viral.
Hebatnya, ia mampu mengecoh petugas.
Hal tersebut dibenarkan dan diungkap langsung oleh Kapolres Kota Bandara Soekarno-Hatta, AKBP Victor Togi Tambunan.
"Jadi yang bersangkutan sudah melakukan aksinya kurang lebih lima kali. Dari lima kali itu, ada sebanyak 10 buah koper yang sudah dibawa DV," terang Victor di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (27/5/2018).
Setelah melakukan aksinya tersebut, uniknya, yang bersangkutan tidak menjual atau pun menggunakan barang hasil curiannya tersebut.
Pasalnya, sepuluh koper yang berhasil DV gondol hanya disimpan di kamarnya yang berlokasi di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
"Adalah kesukaan tersangka barang berupa koper. Sehingga dia ingin koleksi koper dan yang ia curi ini di koleksi di kamarnya," terang Victor.
"Dia asal saja ambilnya koper, tidak mempersoalkan masalah model kopernya," imbuh Victor.
Berdasarkan data yang TribunJakarta.com dapatkan, rata-rata isi koper yang DV gasak berisi pakaian dan tidak ada barang berharga lainnya.
Namun, DV hanya menaruhnya di kamar dan menjadikannya barang koleksi semata.
"Untuk masalah kejiwaan kita masih telusuri lagi karena sampai sekarang kami masih mengumpulkan data selengkap mungkin," tambah Victor.
Tonton juga:
Begini modusnya
Sakti bin Ajaib, DV mampu mengelabui petugas Bandara Soekarno-Hatta sampai lima kali.
Buktinya ia sudah lima kali mencuri koper di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, dengan barang bukti hasil curian berupa 10 koper milik penumpang.
Cara DV mengelabui petugas, cukup berpura-pura barangnya tertinggal.
"Modusnya tersangka (DV) membawa satu koper bertindak seolah-olah merupakan penumpang pesawat yang ketinggalan bagasi," ujar Victor.
"Lalu, kembali ke pengambilan bagasi dan saat itu pada kesempatan sepi DV mengambil dua koper dan dinaikkan ke troli," ia menambahkan dalam rilis perkara.
DV mengelabui petugas dengan membawa satu buah koper sebagai kamuflasenya dan menyakinkan petugas bahwa dia merupakan pengguna jasa.
"Yang bersangkutan bawa satu koper untuk alih-alih saja, kemudian koper yang dia curi ditaro di trolley dan ditutupi dengan koper yang dia bawa sendiri," terang Victor.
Untuk lebih menyakinkan petugas pun dia membawa sebuah tas plastik di lengannya.
DV pun, berjalan berlawanan arah dari pintu keluar penumpang dan berakting seakan-akan terburu-buru dan panik mengetahui barangnya ada yang tertinggal di conveyor belt.
Baca: Deretan Fakta Bocah Alif, Sahur Nasi dengan Garam: Orangtua Wafat dan Cerita Sedih Sang Nenek
Saat melakukan aksi terakhirnya, DV memanfaatkan keadaan ramai ketika pesawat Garuda Indonesia GA 417 Rute Denpasar-Jakarta pada sekira pukul 19.30 WIB.
"Pelaku memanfaatkan momen di saat penumpang sedang ramai keluar melalui jalur penumpang keluar, lalu berpura-pura mengambil koper miliknya yang tertinggal dengan lawan arus," imbuh Victor.
Berdasarkan keterangan Victor, DV berhasil mengelabui petugas lantaran memiliki postur tubuh yang besar dan tidak seperti bocah 3 SMP.
"Kalau diperhatikan dari rekaman CCTV, badannya dia bongsor ya, jadi tidak seperti SMP," kata Victor.
Setelah mencuri koper di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, DV pergi menggunakan sebuah mobil sedan bernomor polisi B 2268 QZ.
Dari data yang TribunJakarta.com dapatkan, aksi nekatnya itu dipacu oleh kegemarannya mengoleksi berbagai jenis koper sehingga mendorongnya untuk mencuri pertama kali pada Juli 2017 silam.
Tonton juga:
Dikenal ambisius
DV masih diperiksa di Polresta Bandara Soekarno-Hatta dengan didampingi orangtua.
Victor menjelaskan, pendampingan orangtua ini dilakukan karena usia pelaku masih di bawah umur.
"Kami juga tentunya menggunakan sistem peradilan pidana anak mengingat usia pelaku masih dibawah umur," ungkap Victor.
Dalam Pasal 1 Ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) disebutkan, anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
"Maka dari itu, setiap tahapan hukumnya, pelaku berhak didampingi oleh orangtua atau orang yang ia percaya. Hal ini tercantum dalam Pasal 23 Ayat 2 UU SPPA," terang Victor.
"Harusnya kan dia kena dugaan pasal 362 KUHP dengan ancaman setidaknya lima tahun penjara, namun karena pelaku masih dibawah umur, jadinya ada sistem sendiri," imbuh dia.
Firdaus mengatakan putranya, DV, yang mencuri koper penumpang di Bandara Soekarno-Hatta adalah sosok yang baik dan tidak nakal.
"Sebagai orangtua, kami kecolongan. Selama ini dia anak yang baik dan tidak nakal," ujar Firdaus kepada TribunJakarta.com di Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (27/5/2018).
Sejak kecil hingga remaja, DV merupakan anak yang baik dan pintar.
"Tidak pernah berbuat yang aneh aneh, apalagi mencuri," lanjut dia.
Dengan kejadian ini membuat Firdaus mengakui kaget.
"Dia memang memiliki kebiasaan harus memiliki sesuatu yang ia sangat inginkan. Semacam ambisius," jelas Firdaus.