10 Tahun Jadi Sopir Taksi, Siti Bugiyah Hidupi Keluarga hingga Dapat Tumpeng dari Presiden Jokowi
"Saya jadi sopir taksi sudah lama dari tahun 2008, kalau dibilang lika likunya tentu banyak," kata Siti.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, SETIABUDI - Bagi Siti Bugiyah (51), menjadi sopir taksi pilihan yang membuat hidupnya menjadi lebih baik.
Meskipun tubuhnya tak lagi muda dan rambut yang terlihat sedikit memutih, namun raut wajahnya menyimpan semangat berapi api untuk membelah Jakarta melalui taksinya.
"Saya jadi sopir taksi sudah lama dari tahun 2008, kalau dibilang lika likunya tentu banyak. Tapi yang ada di pikiran saya selalu positif," kata Siti kepada TribunJakarta.com, Kamis (31/5/2018).
Dirinya pun bercerita harus menghidupi kedua anaknya lantaran telah berpisah lama dengan suaminya.
"Saya single parent, harus hidupi dua orang anak. Awalnya saya tahun 98 buka warung soto betawi, nasi uduk tapi kemudian harga pangan naik, gulung tikar dan mencoba menjadi sopir taksi bertahun tahun," katanya.

Asal muasal Siti bisa mengemudikan mobil karena saat masih muda, ia memiliki mobil pribadi.
"Dulu punya mobil, akhirnya nyetir sendiri kesana kemari. Otodidak engga belajar sama siapa siapa. Maju mundur. Karena ini mungkin jalan yang maha kuasa mempertemukan saya dengan menjadi supir," katanya.
Menjadi seorang sopir taksi, khususnya wanita, tak terlepas dari tatapan sebelah mata orang orang.
"Diremehkan sering sekali. Saya engga mau ingat lagi sebenarnya karena yang ada di pikiran saya positif dan melupakan masa lalu. Pernah nganter orang kejauhan atau salah tempat, akhirnya kena marah," katanya.
Siti Bugiyah mengaku dengan menjadi sopir taksi ini, ia mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.
"Hidup saya jauh lebih baik dengan menyetir taksi ini. Bayangkan saya sekarang bisa menyewa pembantu, biayai sekolah anak anak, bayar kontrakan, bayar asuransi. Sebelumnya saya merasa kesulitan," katanya.
Suatu kali, ia memiliki pengalaman paling berkesan yang tak pernah bisa ia lupakan.
"Saya pernah bertemu pak Jokowi tahun 2014, saya dikasih tumpeng pertama dari beliau. Rasanya bangga dan senang sekali karena mungkin saya diundang tim suksesnya beliau karena kisah perjuangan saya ini," katanya.
Usai mendapatkan undangan dari Presiden Joko Widodo, banyak dari kalangan media yang ingin untuk mengulas mengenai perjalanan hidupnya.
"Setelah itu panggilan-panggilan dari talkshow dan media media banyak yang meliput. Tujuannya mungkin untuk menginspirasi. Tapi saya ngomong apa adanya. Memang ini jalan hidup saya sebagai supir taksi," ujarnya.
Perjalan terjauh yang ia tempuh dengan mengendarai taksi saat Siti mengantarkan penumpang hingga Serang, Banten.
"Saya mengantarkan pernah terjauh ke Serang, ke Cikarang sama terakhir ini ke puncak. Saya kerjakan yang penting saya bisa biayai kehidupan keluarga. Bahkan mobil saya sering saya ajak ngobrol. 'Yang baik baik ya, saya nyupir untuk hidupi anak saya dan ngasih kamu minum bensin',"terangnya.
Meski kesabarannya sering diuji kala di jalan raya, ia tetap sabar menjalani puasa di bulan suci ramadhan ini.
"Engga ada yang berbeda. Sama saja bulan puasa atau tidak. Sabar kala di jalan raya. Saya percaya sedikit demi sedikit rezeki akan mengalir seperti air. Semuanya bersyukur alhamdulilah," katanya seraya tersenyum.