Begini Langkah-langkah Garuda Indonesia Antisipasi Mogok Massal Pilot: Alihkan Penerbangan
Selain itu, melakukan reschedule penerbangan, refund tiket, hingga mengalihkan ke penerbangan lain.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Manajemen Garuda Indonesia telah merencanakan langkah-langkah untuk mengantisipasi mogok massal yang dilakukan beberapa pilot dan karyawannya saat libur Lebaran.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia, Hengky Heriandono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi rencana aksi mogok kerja pilot dan karyawannya saat Lebaran.
Baca: Menteri Perhubungan Pastikan Tiket Penerbangan Jakarta-Surabaya Rp 4 Juta Adalah Hoaks
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia, Hengky Heriandono bahwa, sejumlah skenario sudah dipersiapkan mengantisipasi rencana mogok massal tersebut.
"Meskipun aksi mogok dipastikan tidak akan dilakukan saat peak season atau Lebaran ini, tapi kami telah menyiapkan beberapa skenario," ujar Hengki saat ditemui di Penang Bistro, Jakarta Selatan, Sabtu (2/6/2018).
Langkah pertama, ujar Hengki, adalah memastikan tidak semua pilot Garuda Indonesia akan ikut mogok, karena tidak semua pilot tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG).
Baca: Pedagang Musiman Jelang Lebaran Mulai Bermunculan di Pasar Pagi Asemka Tambora
"Karena mereka punya jiwa nasionalisme yang mengedepankan kepentingan publik dan konsumen, serta tidak semua pilot merupakan serikat pekerja APG karena itu sifatnya tidak wajib," ujar Hengky.
Kedua, mencegah mogok karyawan dan pilot Garuda dengan mengutamakan jalur dialog diskusi. Cara ini, ditempuh untuk menemukan titik temu dan solusi guna menyelesaikan masalah ini.
"Diskusi dengan manajemen dan juga difasilitasi pemerintah untuk menemukan titik temu," ungkapnya.
Langkah ketiga, yakni mengerahkan semua pilot Garuda Indonesia yang ada. Bahkan pilot yang sudah mengajukan cuti dan sedang berlibur akan dipending sementara guna melayani penerbangan.
"Kami telah memetakan pilot mana yang mogok dan mana yang tidak. Karena semua pilot akan mogok sebab tidak semua pilot Garuda masuk menjadi anggota APG, dan pilot yang cuti dan tidak kewajiban terbang saat Lebaran akan kita tahan dulu dan akan kita minta untuk tetap melayani pengguna jasa," ujar Hengky.
Langkah berikutnya adalah, mengumumkan kepada penumpang atau konsumen melalui telepon, SMS e-mail, dan website mengenai penerbangan mana yang kena dampak mogok massal tersebut.
Selain itu, melakukan reschedule penerbangan, refund tiket, hingga mengalihkan ke penerbangan lain.
"Mereka (pengguna jasa) bisa reschedule, refund, dan bisa kita alihkan ke penerbangan lain. Misal mereka mau ke Yogya kita alihkan ke Citilink, kelebihannya akan kita refund, atau akan kita alihkan ke maskapai lain, bisa kita minta mereka reschedule tanpa ada tambahan biaya," Terang Hengky.
Sebelumnya, Ketua Harian Sekarga, Tomy Tampati memastikan segera menggelar mogok kerja karyawan maskapai BUMN tersebut.
Menurutnya, karyawan dan pilot Garuda Indonesia sepakat melakukan aksi mogok kerja karena cara ini adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan maskapai ini dari keterpurukan setahun belakangan.
Kepastian mogok kerja karyawan Garuda Indonesia setelah 2 Juni 2018 itu merupakan hasil rapat konsolidasi karyawan dan pilot pada Rabu malam, 30 Mei 2018, dan mogok akan dilakukan maksimal sepekan, tapi kepastiannya bergantung pada respons pemerintah.