Kakaknya Dituding Komunis, Soesilo Toer: Pramoedya Ananta Toer Islam Tulen

Jurusan yang ditekuni Soes di fakultas politik dan ekonomi di Rusia disebut masuk zona merah yang membahayakan kestabilan negara.

KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO
Soesilo Toer saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Jalan Sumbawa Nomor 40, Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (31/5/2018) sore. 

Menunggu janji

Rumah Soesilo Toer sekaligus perpustakaan di Jalan Sumbawa Nomor 40, Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (31/8/2018) sore.
Rumah Soesilo Toer sekaligus perpustakaan di Jalan Sumbawa Nomor 40, Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (31/8/2018) sore. (KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO)

Soes yang pulang ke Blora memutuskan untuk tinggal di rumah warisan orangtuanya dan hidup sebagai pemulung barang bekas yang masih bernilai jual.

Meski demikian, jiwa perjuangan melalui buku dan tulisan milik Toer bersaudara tak lekang begitu saja.

Pada hari sang kakak meninggal dunia, 30 April 2006, dia memutuskan untuk mendirikan perpustakaan Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa atau Pataba di rumah yang beralamat di Jalan Sumbawa 40, Jetis, tersebut.

Di ruangan seluas 5x4 meter di dalam rumah, terdapat sekitar 5.000 buku.

Selain buku-buku hasil karya dan koleksi pribadi Pram, perpustakaan ini juga menyimpan buku-buku lain, antara lain buku sastra, keagamaan, dan sosial politik.

Perpustakaan pribadi ini kerap dikunjungi oleh pencinta sastra Indonesia dan dunia.

Sebagian besar dari mereka adalah pengagum Pramoedya.

Soes mengatakan, pemerintah setempat sempat menjanjikan perbaikan rumah dan perpustakaan.

"Katanya rumah ini mau dibangun oleh pemerintah‎. Tapi belum tahu kapan," kata Soes.

Namun demikian, Soes tak ingin terlalu berharap.

Dia tetap berupaya menghidupi perawatan rumahnya dengan hasil keringatnya sendiri menjadi pemulung.

Dia biasanya bergerak memunguti sampah bernilai jual mulai sehabis maghrib hingga dini hari di wilayah perkotaan Blora.

Sepulang memulung, hasilnya dipilah-pilah dan ditata rapi di halaman rumah.‎

Bagi Soes yang bergelar doktor politik dan ekonomi di Rusia, memulung sampah bukanlah pekerjaan hina.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved