Sederet Fakta Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Karanganyar: Suara Tembakan dan Kesaksian Warga
Adapun tetangga Z, Suparno, mengatakan, Z tinggal di rumah mertuanya bersama sang istri.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, KARANGANYAR - Densus Densus 88 Anti Teror mengamankan seorang warga berinisial Z, warga Blulukan, Colomadu, Karanganyar, pada Kamis (14/6/2018) malam.
Diberitakan sebelumnya, polisi melakukan penggeledahan di rumah warga tersebut.
Baca: Belanja Rp 1 Miliar, Ahmad Dhani Merasa Aneh Pedagang Pasar Cikapundung Mengolok-olok Lewat Video
Keterangan Ketua RT setempat, Hartono, Z ditangkap polisi sekitar pukul 19.30 WIB.
Penggeledahan rumah itu selesai sekitar pukul 22.30 WIB melalui sterilisasi area.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta yang dikutip dari Tribun Solo.
1. Pendatang Asal Cirebon

Ketua RT setempat, Hartono, mengatakan Z ditangkap polisi sekitar pukul 19.30 WIB.
"Iya Z ditangkap, dia pendatang dari Cirebon tapi sudah KK (ikut Kepala Keluarga) sini," jelasnya ditemui TribunSolo.com.
Kendati tak menyaksikan penangkapan Z, namun dirinya membenarkan adanya penangkapan.
Baca: Menang 5-0, Rusia Pesta Gol Ke Gawang Arab Saudi
Hartono menyatakan bahwa Z pernah ditangkap dan terlibat kasus terorisme.
Bahkan menurut informasi yang beredar ia adalah eks narapidana teroris.
Namun, hingga saat berita ini diturunkan, petugas kepolisian belum memberikan keterangan.
Kapolres Karanganyar, AKBK Henik Maryanto, yang berada di lokasi juga enggan memberikan informasi lanjut kepada awak media.
Adapun tetangga Z, Suparno, mengatakan, Z tinggal di rumah mertuanya bersama sang istri.
Z dikenal jarang bersosialisasi dengan warga di kampung setempat.
2. Polisi Geledah Rumah di Karanganyar

Polisi menggeledah rumah di Dusun Serangan RT01 RW02, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, pada Kamis (14/6/2018) malam.
Rumah tersebut merupakan tempat tinggal Hasan Al Rasyid.
Ia dulunya juga ditangkap lantaran terlibat tindakan terorisme bom Thamrin, Jakarta.
Menurut informasi yang dihimpun TribunSolo.com, penggeledahan dilakukan pada sore hari oleh tim Densus 88.
Hingga kini, polisi masih melakukan penggeledahan di rumah Hasan.
Polisi juga melakukan sterilisasi area sekitar 50 meter.
Warga dilarang untuk memasuki area dengan dibatasi garis polisi.
Polisi pun melarang warga mengambil gambar dalam proses pemeriksaan, termasuk dengan awak media.
3. Suara Tembakan

Suara tembakan terdengar dalam penangkapan terduga teroris berinisial Z, di Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Kamis (14/6/2018) malam.
Bahkan suara tembakan terdengar keras sebanyak tiga kali.
Demikian disampaikan oleh tetangga Z, Ratijo, ketika ditemui TribunSolo.com di depan rumahnya.
Ia bercerita, mendengar suara tembakan dari rumah Z yang jaraknya sekitar 50 meter dari rumahnya.
"Tiba-tiba ada suara tembakan, 3 kali," beber dia.
Sementara Suparno, juga tetangga Z, mengaku melihat selongsong peluru di sekitar kediaman Z.
"Itu benar tembakan, saya kihat ada selongsong-selongsongnya, tapi setelah itu hilang tidak tahu ke mana," ujarnya.
Adapun seperti diberitakan, Z ditangkap Densus 88 Anti Teror sekitar pukul 19.30 WIB.
Penangkapan disertai penggeledahan selesai sekitar pukul 22.30 WIB.
Dalam aksi tersebut, Kapolres Karanganyar, Henik Maryanto, hadir di lokasi.
4. Z Jarang Bergaul

Seorang warga Desa Bulukan, Kecamatan Colomadu Karanganyar, Jawa Tengah, berinisial Z ditangkap tim Densus 88 Anti Teror, Kamis (14/6/2018) malam.
Z diduga merupakan eks narapidana terkait kasus terorisme.
Setelah penangkapan, Tim Densus 88 lanjut melakukan penggeledahan di rumah Z.
Proses penggeledahan di rumah Z yang berlangsung pada malam hari sempat menarik perhatian warga sekitar.
Warga sekitar mengaku Z selama ini memang dikenal sebagai pribadi yang jarang berinteraksi bersama warga sekitar.
Seorang warga berinisial D mengaku sangat jarang berpapasan dengan Z.
"Dia memang orang tertutup," kata D yang sempat mengungkapkan kekecewaannya karena mengetahui ada aktivitas terorisme di desanya.
Warga lain yang ditemui TribunSolo.com juga mengutarakan pendapat serupa.
Sosok Z disebut hampir tidak pernah terlihat dari kegiatan warga.
Z diketahui mempersunting seorang wanita yang berasal dari Desa setempat.
Sejak pernikahan itulah, Z disebut mulai tinggal di Desa Bulukan kurang lebih 5 tahun silam.
Sebelumnya diberitakan TribunSolo.com, Tim Densus 88 Anti Teror melakukan penggeledahan di rumah Z pada pukul 19.30-22.30 WIB.
Penggeledahan berlangsung ketat.
Warga dilarang mendekati lokasi dan akses jalan menuju rumah Z ditutup dengan garis polisi.
Sejumlah warga terlihat antusias berkumpul untuk menyaksikan proses penggeledahan di rumah tersebut.
5. Tanggapan Mabes Polri

Pihak kepolisan menyebut penangkapan terduga teroris di dua lokasi yang berbeda yakni Blitar dan Karanganyar merupa upaya perventif guna mengantisipasi aksi teror terulang kembali.
"Artinya kita sekarang sudah mengetahui kalau mereka siap bergerak ya kita antisipasi, segera ditindak," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jumat (15/6/2018).
Setyo menyebut jika terduga teroris yang ditangkap di dua lokasi berbeda itu memiliki saling berkaitan.
"Pasti mereka ada link kaitannya oleh sebab itu kita ambil duluan kita amankan kita cek tujuh hari ini barang bukti ada lengkap sudah langsung proses," ujar Setyo.
Terkait adanya informasi jika terduga terorisme yang diamankan di Blitar merupakan penyandang dana utama atas aksi terorisme di Surabaya, Setyo enggan berspekulasi.
"Ya pasti ada link nya lah ada jaringan nya," ucap Setyo
"Kalau itu nanti subtansi penyidikan, tapi yang jelas bahwa Densus 88 melakukan penindakan itu pasti ada dasarnya. Tentang dasarnya saya tidak bisa buka disini," sambunya.
Setyo pun enggan berkomentar bila penangkapan dua terduga teroris di Blitar dan Karanganyar ini, dikait-kaitan dengan jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Semua pasti ada link apa lah itu dengan JAD atau dengan kelompok lain pasti ada link sehingga kita ambil," ujar Setyo.
Untuk kedepannya Setyo mengatakan pihaknya akan terus melakukan penangkapan dan pemantauan terhadap terduga-terduga teroris lainnya.
"Terus terus. kita sudah menyiapkan, perintah bapak Kapolri kan kita menyiapkan satgas anti teror di tiap tiap polda. Satgas ini bersama Densus pusat melakukan pemantauan terhadap sel-sel yang diperkirakan akan bergerak sehingga jangan sampai mereka bergerak sudah kita dului," ujar Setyo. (Tribunnews.com/Tribun Solo)