Adu Mulut dengan Rocky Gerung Soal Ambang Batas Capres, Adian Napitupulu: Perbanyak Piknik Dulu
Mendengar pernyataan seperti itu, Rocky Gerung menyatakan, dalilnya adalah seolah-olah open legal policy padahal itu prinsip.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
Rocky mengatakan, tiket terusan biasanya didapatkan dari calo dan pecaloaan itu dilegalkan dalam politik.
"Saya terangkan dulu kekeliruan logika sodara Adrian itu. Dia bilang sekarang sistemnya pemilihan berbarengan, dulu 2004 dan seterusnya sistemnya tak berbarengan. Terus dia pertanyakan sendiri, kenapa yang dulu tak digugat, sekarang digugat. Justru karena sistem sekarang ini berbeda dibandingkan sebelumnya," jelas Rocky.
"Artinya begini yang diperdebatkan kan Presidential Threshold. Bukan prosesnya pileg dulu atau pilpres. Dulu juga ada yang sudah gugat Presidential Threshold. Terus kedua, tiket terusan itu bukan kerjaan calo tapi dijual resmi di Ancol," papar Adian.
Lebih lanjut politisi PDI Perjuangan tersebut menyatakan, dirinya khawatir jangan terlalu cepat menghakimi orang.
"Baiknya jangan terlalu cepat menghakimi orang dan tentang apapun itu termasuk tiket terusan," sambungnya.
"Terus?," tanya Rocky.
"Tetapi mungkin, bahwa bung tidak tau menurut saya perbanyak piknik dulu," tungkasnya.
"Dia tidak memberikan poin apa-apa," tanggap Rocky.
"Poinnya jelas dong, yang dipersoalkan Presidential Threshold. Dulu ada gak? ada, sebelum ada gak? ada," imbuh Adian.
"Berlaku dalam sistem apa sebelumnya?," tanya Rocky.
"Yang dipersoalkan tahapan Pileg dan Pilpresnya atau presidential thresholdnya? Kalo presidential thresholdnya dianggap membatasi kebebasan, dulu juga sudah terbatasi kebebasannya itu," jelas Adian.
Rocky Gerung dan Adian Napitupulu tampak masih berdebat terkait Presidential Threshold namun waktu yang telah disediakan habis sehingga harus jeda iklan.
Rocky pun berpesan kepada Adian agar menyusun argumen kembali di sesi 2 sehingga tak terjebak.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada komentar langsung dari pihak terkait.
Simak Videonya: