Belum Dibayar, Dedi Terpaksa Tunggu Pemilik Sepatu Hingga Berbulan-bulan Hingga Menjualnya
"Kalau pemiliknya enggak ngambil ya saya jual. Itupun saya tunggu dulu sampai lima bulan, kalau lewat dari itu pemiliknya enggak ngambil ya saya jual"
Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - Berbagai pengalaman selama 20 tahun lebih berprofesi sebagai tukang sol sepatu sudah dicicipi Dedi (68).
Selain memperbaiki, terkadang ia menjual sejumlah sepatu kepada orang-orang yang datang ke lapak atau kenalannya.
• Lagu Barunya Disebut Sindir Perceraian Sule dan Lina, Rizky Febian Bongkar Fakta Ini
Sepatu yang dijualnya itu merupakan sepatu milik orang-orang yang tidak membayar biaya perbaikan.
"Kalau pemiliknya enggak ngambil ya saya jual. Itupun saya tunggu dulu sampai lima bulan, kalau lewat dari itu pemiliknya enggak ngambil ya saya jual. Kalau saya simpan sepatunya mau ditaruh mana?" kata Dedi di Cimanggis, Depok, Sabtu (7/7/2018).
Tidak hanya menunggu, ia juga berupaya menghubungi pemilik yang meninggalkan sepatunya begitu saja.
Hal ini guna menghindari adanya permasalahan di kemudian hari setelah ia menjual sepatu yang biaya perbaikannya belum dibayar.
• Petugas Damkar Temukan 2 Korban Meninggal Kebakaran Gedung Kementerian Perhubungan
"Kalau pemiliknya ngasih nomor handphone ya saya telepon, saya tanya ini sepatunya mau diambil atau enggak. Kalau enggak ya saya jual. Pernah juga pas ditelpon itu pemiliknya bilang dijual saja karena dia sudah di luar kota," jelasnya.
Untuk harga jual, Dedi menyebut harga yang ditawarkannya bergantung pada kualitas sepatu yang ditinggal pemiliknya itu.
Dari mulai kisaran puluhan ribu hingga ratusan ribu, tergantung kualitas sepatu dan merek sepatu.
Kebanyakan sepatu yang ditinggalkan pemiliknya itu membutuhkan biaya sebesar Rp 20 ribu untuk perbaikan.
"Ada yang puluhan ribu, ada yang ratusan ribu. Tergantung kualitas sepatunya, kan saya sudah lama jadi tukang sol, jadi bisa bedain sepatu yang harganya murah sama yang harganya mahal," tuturnya.
Nahasnya, pria kelahiran Garut itu tidak bisa menjual semua sepatu yang telah ditinggal pemiliknya.
• Tumbangkan Swedia 2-0, Kane Sebut Timnas Inggris Semakin Percaya Diri pada Laga Semifinal
Sepatu yang kondisinya sudah usang harus dibuang begitu saja karena tidak akan laku terjual.
"Kalau yang jelek ya saya buang, daripada menuhin tempat. Kalau dijual juga enggak ada yang mau beli juga. Saya juga kesal karena yang memperbaiki kan saya. Tapi kalau sepatunya enggak diambil ya mau gimana," keluh Dedi.
Ia menilai pemilik yang meninggalkan sepatunya itu merupakan orang yang egois karena sudah merepotkan orang lain.
Terlebih bila pemilik itu meninggalkan lebih dari satu pasang sepatu saat datang meminta bantuan jasa Dedi.
Ia menuturkan kejadian seperti sudah terjadi sejak lama dan masih terjadi hingga usianya kian menua.
• Debt Collector Culik Anak Orang Tua Penunggak Pembayaran, Polri Perintahkan Tembak di Tempat
"Dari dulu sudah ada yang seperti ini, biasanya yang ngalamin ya tukang sol sepatu di lapak, bukan yang keliling. Dari bulan Ramadan sampai sekarang saja sudah lebih dari 10 pasang sepatu yang ditinggal," lanjut Dedi.
Perihal pemilik yang meninggalkan sepatunya, ia menyebut kebanyakan dari mereka merupakan orang dewasa yang sudah bekerja.
Hanya segelintir dari mereka yang berusia muda dan meninggalkan sepatunya tanpa membayar upah perbaikan.
Sementara untuk jenis, ia menyebut sepatu yang ditinggalkan pemiliknya itu terdiri dari beragam jenis.
Dari sepatu yang lazim digunakan anak sekolah, pantofel, sepatu futsal, hingga sneakers yang populer di kalangan remaja.