Marak Tudingan Pelanggaran HAM di Era Orde Baru, Tommy Soeharto: Kenapa Gak Diungkap?

Tommy menegaskan, Indonesia merupakan negara hukum dan harus menegakan hukum yang ada.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muhammad Zulfikar
Instagram
Tommy Soeharto - Najwa Shihab 

TRIBUNJAKARTA.COM - Hutomo Mandala Putra anak dari mantan Presiden Soeharto sekaligus Ketua Umum Partai Berkarya angkat bicara terkait maraknya tudingan pelanggaran hak asasi manusia di era Orde Baru (orba).

Hal tersebut dikatakannya saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa pada Rabu (11/7/2018).

"Bagaimana Anda menjelaskan tudingan yang mengatakan pelanggaran HAM yang kerap terjadi di era orde baru?" tanya Najwa selaku host.

"Kalau itu emang terjadi pada awal reformasi, ada pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Megawati, kenapa gak mengungkap hal itu? Sehingga bisa ketahuan siapa yang melanggar," tuturnya.

"Kenapa setelah 20 tahun ini masih diungkap juga masalah HAM yang katanya tidak baik di Orba," sambungnya.

Bahkan, Tommy menyatakan persetujuannya agar peristiwa itu diungkap.

5 Tahun Jalin Kasih dan Segera Menikah, Tasya Kamila Beberkan Alasan Hubungannya Tetap Awet

Lebih lanjut, ia menjelaskan terkait peristiwa Trisakti, kenapa hanya Tamtama, Bintara atau Komandan Lapangan yang dikenakan.

Menurutnya, pasti ada sosok yang memberikan perintah kepada pasukan itu.

"Kenapa gak diungkap? Selama pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Megawati," imbuhnya.

Tommy menegaskan, Indonesia merupakan negara hukum dan harus menegakan hukum yang ada.

Tak hanya itu, apabila peristiwa itu akan diungkap maka dirinya bersedia membantu.

The Body Shop Kampanyekan Penolakan Uji Coba Kosmetik Terhadap Hewan

Terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan Presiden Soeharto di masanya versi KONTRAS, Tommy mengatakan kenapa awal reformasi gak diungkap.

"Kalau sekarang dilakukan gak ada manfaatnya untuk yang mengungkap karena peristiwa pidana itu setelah 10 tahun hangus. Kalo mau diungkap sekarang silahkan aja buat kepentingan politik tapi untuk kepentingan hukum gak ada manfaatnya," beber Tommy.

Dalam kesempatan itu juga, Tommy juga menjelaskan mengenai indikasi penyimpangan penggunaan dana yayasan-yayasan yang dikelola Soeharto, salah satunya Yayasan Supersemar.

Hasil penyidikan Kejagung, melalui yayasan tersebut Soeharto merugikan negara hingga triliunan rupiah.

"Yang didengungkan selama ini, KKN segala macam, sampai sekarang tidak pernah terbukti bahwa itu ada. Itu selalu digunakan sebagai alat untuk mendiskreditken orde baru,” ungkap Tommy.

Terkait putusan penyitaan aset-aset milik Yayasan Supersemar, Tommy mengatakan itu putusan rancu, tidak punya dasar hukum dan bersifat politis.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pihak terkait.

Simak Videonya:

Dukungan Tommy di Pilpres 2019

Putra mantan Presiden Soeharto, Tommy Soeharto ikut buka suara soal Pilres 2019.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari acara TV Special Interview yang ditayangkan oleh akun YouTube BeritaSatuTV pada Sabtu (29/6/2018).

Dalam acara tersebut, Tommy Soeharto mendapat pernyataan, siapa yang akan didukung di Pilpres 2019 mendatang.

"Koalisinya pak Prabowo ada PKS dan Gerindra, apakah ini mengindikasikan bahwa Pak Tommy juga akan mendukung Pak Prabowo?" tanya pembawa acara.

Tommy mengungkapkan jika hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

"Belum sepenuhnya benar, karena tidak pernah di depan publik juga saya hadir dengan mereka kan? Jadi itu dalam penjajakan iya, tapi dalam keputusan atau kesepakatan memang belum ada," ucap Tommy.

Ketua Umum Partai Berkarya itu mengatakan jika saat ini berdasarkan hasil survei elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto masih seimbang.

Ia mengungkapkan meski Jokowi unggul, sejumlah survei lainnya mengatakan hal sebaliknya.

"Dari mayoritas lembaga survei, head to head Pak Prabowo vs Pak Jokowi, Pak Jokowi ini unggul, artinya Pak Tommy akan dukung Pak Jokowi dong?" tanya pembawa acara.

Menanggapi hal itu, Tommy mengatakan jika ia juga belum tentu mendukung Jokowi.

Raih Gelar Doktor di Rusia dan Terbitkan Lebih dari 20 Buku, Adik Pramoedya Toer Kini Jadi Pemulung

"Saya kira tidak sepenuhnya benar juga, karena banyak lembaga survei juga mengatakan bahwa 08 Pak Prabowo lebih unggul.

Jadi menurut saya masih imbanglah saat ini," jawab Tommy.

Menurut Tommy, hal yang menjadi penentu dalam Pilpres 2019 mendatang adalah siapa sosok yang menjadi wakil presiden mereka.

"Yang menentukan nanti malah wakil presidennya, siapa yang mereka tentukan, itu yang akan mengubah konstalasi politik," imbuhnya.

Ia pun mengaku sulit menentukan dari figur wakil presiden yang cocok mendampingi mereka.

Tidak Ada Korban Jiwa, Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Ledakan di Grand Wijaya Kebayoran Baru

"Jadi kita lebih baik menunggu Agustus 2018 ini," katanya.

Secara lebih rinci, Tommy Soeharto membeberkan siapa yang akan dipilihnya di Pilpres.

Tommy menyatakan jika ia dan partainya akan mendukung siapapun yang didukung lebih banyak oleh rakyat atau dianggap lebih baik memimpin oleh masyarakat.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved