Gerindra: Ketokohan Prabowo Dongkrak Elektabilitas Partai

"Survei hasil Median elektabilitas Gerindra 16 persen. Itu masih bisa bertambah," ungkap Anggota Komisi X DPR itu.

Facebook Prabowo Subianto
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua DPP Gerindra Nizar Zahro angkat bicara mengenai elektabilitas partainya yang terus naik versi lembaga survei Median ditanggapi.

Kondisi ini, menurut Nizar, tidak akan membuat puas Partai Gerindra.

Ia mengatakan seluruh elite partai dan kader akan terus bekerja keras untuk memenangkan Pileg dan pilpres tahun 2019.

Dianiaya Suami di Depok, Korban KDRT Sayangkan Sikap Warga yang Tak Menolongnya

"Kami bersyukur ada kenaikan tren elektabilitas Partai Gerindra. Sampai pilpres trennya masih naik dan tidak stagnan," kata Nizar dalam keterangan tertulis, Rabu (25/7/2018).

Nizar mengatakan pihaknya bersama seluruh kader akan terus melakukan konsolidasi dan sosialisasi tentang program Partai Gerindra.

Disamping juga strategi - strategi partai guna mendulang suara.

"Survei hasil Median elektabilitas Gerindra 16 persen. Itu masih bisa bertambah," ungkap Anggota Komisi X DPR itu.

Faktor yang meyakininya Partai Gerindra akan memenangi pemilu, kata Nizar, diantaranya soliditas internal partai yang sangat kuat.

Hammersonic 2018: Festival Lintas Genre yang Jadi Bukti Eksistensi Musik Keras di Tanah Air

Tidak ada konflik yang terjadi ditubuh partai Gerindra.

"Disamping juga faktor ketokohan dari Pak Prabowo yang secara tidak langsung ikut mendongkrak elektabilitas Partai Gerindra," urainya.

Kinerja Partai Gerindra di Parlemen, lanjut Nizar, mampu menyampaikan aspirasi aspirasi rakyat ditengah ketidakberpihakan pemerintah pada rakyatnya.

Sebelumnya diberitakan, 10 dari 15 partai kontestan Pemilu 2019 diprediksi tak lolos parliementary threshold jika ajang pesta rakyat lima tahunan itu diselenggarakan hari ini.

Hal itu sebagaimana hasil survei Media Survei Nasional (Median) yang diselenggarakan pada pada 6 Juli sampai 15 Juli tahun lalu.

Adapun survei Median baru-baru ini menunjukkan bahwa 10 partai tak mampu menembus angka 4 persen.

Diantaranya Perindo hanya 3,5 persen, PAN, 3,4 persen, PKS 3 persen, PPP 2,8 persen, NasDem, 2,7 persen, Hanura, 0,7 persen, PSI 0,3 persen, PKPI 0,2 persen, PBB 0,2 persen, Berkarya 0,2 persen dan responden yang belum menentukan pilihan (undecided voters) sebesar 14,4 persen.

Namun menurut Direktur Riset Median, Sudarto, hasil survei ini tidak serta-merta dapat disimpulkan kalau sepuluh partai yang tingkat keterpilihannya masih di bawah 4 persen itu tak akan lolos setelah gelaran Pemilu 2019.

Sebab, survei yang dilakukan tidak memasukan unsur kinerja mesin partai.

"Karena memang kan mesin masing-masing partai belum bergerak. Bahkan masih di larang oleh KPU. Bisa saja masih banyak partai yang lolos," jelas Sudarto, di Resto Bambu Desa, Jakarta Pusat, Senin (23/7/2018).

Dari data tersebut Sudarto, menekankan tingkat keterpilihan PDIP dan Gerindra yang kian meroket.

Hal itu disebabkan kedua partai mengusung tokoh internal untuk maju di Pilpres, yakni calon petahana yang juga kader PDIP, Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

" Partai lain yang menjadi bagian dari Pak Jokowi tampaknya tidak menuai keuntungan, ketika orang suka dengan Jokowi, maka larinya ke PDIP, bukan Golkar atau partai lain-lain. Begitu pula sebaliknya dengan Pak Prabowo," ujar Sudarto.

Perlu diketahui, pasal 414 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu, parliamentary threshold atau ambang batas parlemen ditentukan sebesar 4 persen dari total suara sah nasional.

Dengan begitu parpol yang tidak memperoleh minimal 4 persen suara dalam Pemilu 2019 tidak berhak memiliki kursi di Parlemen.

Sementara survei yang dilakukan Median melibatkan 1.200 responden dari seluruh Indonesia.

Mereka dipilih dengan metode multistage random sampling secara proporsional atas populasi provinsi, dan gender.

Adapun margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved