Hammersonic 2018: Festival Lintas Genre yang Jadi Bukti Eksistensi Musik Keras di Tanah Air

"Senang sekali bisa bermain di sini, sayangnya ini adalah yang terakhir (The End)," ujar Anders.

TribunJakarta/Gerald Leonardo
Hammersonic Festival 2018, Minggu (22/7/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Perayaan termegah insan pecinta musik keras se-Indonesia, Hammersonic Festival 2018, akhirnya beres Senin (23/7/2018) dini hari kemarin.

Festival digelar sejak Minggu (22/7/2018) pagi.

Carnaval Beach Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, yang menjadi venue acara itu, diubah sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi para pecinta musik rock, metal, punk, hardcore, dan sub genre lainnya untuk menonton band-band kesayangan mereka.

Kapolri Jadi Pembicara Dalam Pertemuan Asia Pasific on Money Laundering di Nepal

Seperti Hammersonic tahun lalu, di perhelatan kali ini sang promotor Revision Live juga mendirikan tiga panggung di atas lahan pantai yang berpasir.

Hammer Stage dan Sonic Stage berada di sisi kanan gerbang masuk Hammersonic, dengan model satu panggung besar yang dibagi dua.

Hammersonic Festival 2018, Minggu (22/7/2018).
Hammersonic Festival 2018, Minggu (22/7/2018). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo)

Satu panggung lainnya yaitu Empire Stage, yang merupakan panggung utama dengan ukuran panjang lebih kurang 70 meter. Ya, ini panggung terbesar dalam sejarah digelarnya Hammersonic sejak 2012 silam.

Dimulai sejak pukul 9.00 WIB, perayaan musik keras paling megah se-Asia Tenggara itu dibuka oleh band-band seperti Griffith, Bersimbah Darah, Senjakala, Misantropic Imperium, Amarusa, Witchseeker, Down For Life, Discrift, Wardaemonic, Funeral Inception, Altar Scream, Valley of Crome, Tcukimay, Cerebral Edema, Holykillers, dan Klandestin, hingga Marjinal naik panggung sekira pukul 13.00 WIB.

Ramai Warga Beli Telur Pecah, Dinas Kesehatan Jelaskan Bahayanya

Matahari seakan kalah panas saat Marjinal mulai memasuki Sonic Stage.

Membawakan lagu-lagu bernafaskan sosial politik, salah satu unit punk paling disegani di Indonesia itu memantik semangat para penonton untuk meramaikan mosh pit.

Tembang 'Negri Ngeri' dari album Predator (2005) membuka pertunjukkan Marjinal siang kemarin.

Hammersonic Festival 2018, Minggu (22/7/2018).
Hammersonic Festival 2018, Minggu (22/7/2018). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo)

Nyanyian penonton terdengar lantang saat lagu itu dibawakan, menunjukkan semangat perlawanan lewat kritik sosial dalam lagu tersebut akan tanah air yang sangat ironis ini.

Dipimpin Mike sang vokalis yang bertelanjang dada saat beraksi, Marjinal juga membawakan sebuah tembang anti perang lewat lagu 'For Palestine' yang baru pertama kali dibawakan secara langsung di panggung Hammersonic.

"Kemerdekaan Indonesia tidak berarti tanpa kemerdekaan Palestina di sana. Itulah saktinya Indonesia kawan-kawan, bahwa solidaritas tanpa batas, no class, no border, For Palestine!," ujar Mike lantang dengan nada orasi sebelum lagu baru Marjinal itu dibawakan.

Hammersonic Festival 2018, Minggu (22/7/2018).
Hammersonic Festival 2018, Minggu (22/7/2018). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo)

Lewat lagu itu, mosh pit makin meriah dengan kepalan tangan para penonton.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved