Hammersonic 2018: Festival Lintas Genre yang Jadi Bukti Eksistensi Musik Keras di Tanah Air

"Senang sekali bisa bermain di sini, sayangnya ini adalah yang terakhir (The End)," ujar Anders.

TribunJakarta/Gerald Leonardo
Hammersonic Festival 2018, Minggu (22/7/2018). 

Ditambah saat Marjinal memungkasi setnya pada Minggu siang dengan lagu protes terhadap tumpulnya hukum di negeri ini lewat 'Hukum Rimba'.

"Hukum telah dikuasai oleh orang-orang beruang, hukum adalah permainan tuk menjaga kekuasaan, maling-maling kecil dihakimi, maling-maling besar dilindungi," lantun Mike diikuti penonton dengan kerasnya.

Selesai Marjinal, band-band selanjutnya seperti Eternal Rest, Noxa, Defiled, Straightout, Getah, Revocation, Saint Loco, serta Winds of Plague tampil bergantian, disusul oleh Brujeria, band grindcore asal Meksiko yang sepertinya paling ditunggu-tunggu penonton sore itu.

Area mosh pit di depan Empire Stage sudah ramai dipenuhi penonton beberapa menit sebelum Brujeria memasuki panggung sekira pukul 16.20 WIB.

Meski kurang mengerti bahasa Latin yang diucapkan duo vokalis bernama samaran Juan Brujo dan El Sangron, penonton tetap bergairah saat Brujeria memainkan lagu-lagu hitsnya seperti 'La Migra', 'Viva Presidente Trump!', dan 'Brujerizmo'.

"Oi Brujerizmo!" teriak Brujo dan El Sangron diikuti riuh sorakan penonton.

Seperti di konser-konser Brujeria pada umumnya, para personel band itu mengenakan setelan gangster ala Meksiko. Bandana yang dibolongi ujungnya sudah menjadi ciri khas mereka, seakan mengingatkan bahwa musik mereka keras sekeras kehidupan gangster.

Juan Brujo makin liar di tembang 'Matando Gueros', yang dibawakan jelang outro.

Memakai sabuk kulit sebagai tempat menaruh senjata tajam khas Meksiko bernama machete sejak awal konser, Juan akhirnya mengeluarkan machetenya di track tersebut.

Dia pun langsung menggeber track itu tanpa ampun sambil mengacungkan machetenya sepanjang 'Matando Gueros' dimainkan.

"Terimakasih Indonesia, kami senang bisa memuaskan kalian," ujar Juan.

Set Brujeria ditutup dengan nyanyian Juan dan El Sangron lewat lagu 'Marijuana'.

Mencomot nada 'La Macarena' dari grup musik pop latin asal Spanyol, Los del Rio, Juan dan El Sangron sukses membuat senyum kepuasan mengembang dari penontonnya lewat lagu pamungkas itu.

Usai Brujeria, Visceral Disgorge, Kameradz, dan Revenge the Fate beraksi sebagai pembuka H2O, band hardcore asal Amerika Serikat yang paling ditunggu-tunggu di perhelatan tahun ini.

Naik panggung sekira pukul 18.30 WIB, H2O langsung menghajar pegiat hardcore yang hadir di Hammersonic kemarin lewat lagu-lagu lekas nan energik seperti 'Family Tree', '5 Year Plan', dan 'Spirit of 84' yang ditelurkan lewat album self-titled mereka H2O (1996).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved