Nyaris Bangkrut Karena Ditipu, Haji Doni Tak Hilang Kepercayaan Terhadap Pelanggan
Ribuan sapi, showroom mobil mewah, rumah pemotongan hewan merupakan hasil jerih payah Romdoni (53) selama 35 berdagang sapi.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ilusi Insiroh
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIMANGGIS - Ribuan sapi, showroom mobil mewah, rumah pemotongan hewan merupakan hasil jerih payah Romdoni (53) selama 35 berdagang sapi.
Meski beromzet puluhan miliar rupiah setiap bulannya, pria yang karib disapa Haji Doni itu pernah mengalami kerugian besar hingga hampir gulung tikar akibat ditipu.
"Kalau rugi ya pasti pernah, namanya orang usaha ada saja. Kalau enggak salah pas tahun 2006 saya rugi sampai Rp 700 jutaan. Itu hampir bangkrut karena ditipu," kata Doni di Cimanggis, Depok, Minggu (5/8/2018).
Ia ditipu seorang pria yang juga merupakan pengusaha sapi di Kota Depok sepertinya.
Kala itu, pria yang berhasil melarikan diri setelah membeli 100 ekor sapi miliknya melarikan diri walau belum melunasi pembayaran.
Ia tertipu lantaran pria yang dikenalnya selama beberapa tahun itu merupakan satu pelanggan sapi di Mall Hewan Kurban miliknya.
"Dia pelanggan yang beli dalam jumlah banyak. Biasanya kalau beli itu memang dicicil, tapi sebelum-sebelumnya dia selalu bayar lunas. Enggak berkurang," ujarnya.
Meski pernah ditipu, Doni tetap tak kehilangan kepercayaannya kepada pelanggan sapi yang singgah di Mall Hewan Kurban miliknya.
Ia tetap memperbolehkan pembelinya mencicil sapi bahkan hingga H-3 hari raya Idul Adha.
"Tetap boleh nyicil, kalau buat DP-nya tergantung harga sapi yang dibeli. Nanti sapinya ditaruh di tempat saya sebelum diantar ke Masjid. Nanti peluanasan bisa sampai H-3 Idul Adha," jelasnya.
Uang muka dan waktu peluanasan itu dapat lebih longgar bila pembeli termasuk pelanggan tetap Doni.
Bila merasa dapat mempercayai pelanggannya, ia memperbolehkan sapinya dibeli tanpa uang muka dan baru dibayar lunas pada H+2 hari raya Idul Adha.
Menurutnya, kepercayaan lebih sulit didapat dan lebih 'mahal' dibanding keuntungan yang didapatnya.
"Saya bisa seperti sekarang karena banyak yang percaya sama saya. Saya punya teman semua peternak sapi di Indonesia. Karena mereka percaya sama saya makanannya mereka mau jual sapi mereka. Kepercayaan itu harganya mahal," tutur Doni.