Pilpres 2019

Pasangan Capres-cawapres Rekomendasi Ijtima Ulama Tak Wakili Ormas Islam

Rekomendasi ijtima ulama yang mengeluarkan dua opsi untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden bukan keputusan resmi sejumlah ormas Islam.

Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
Twitter @Gerindra
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran, Jakarta, Senin (30/7/2018) 

"Arifin sepenuh hati mendukung abang. Insya Allah. Saatnya negeri ini dipimpin oleh hamba-hamba Allah yang saleh," ujar Arifin Ilham.

Dalam keterangan rekaman suara itu ia juga menuliskan dukungan untuk Abdul Somad.

Ia turut berdoa agar Indonesia mendapat pemimpin yang diberkahi Tuhan.

"Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu. 

SubhanAllah suara hati cinta karena Allah seorang anak bangsa untuk gurunya, sahabatnya, abangnya, teman seperjuangannya untuk keberkahan negeri tercinta ini.

Allahumma ya Allah berkahi negeri kami Indonesia dg ketakwaan para pemimpin dan rakyatnya, aamiin.

InsyaAllah kembali Tawshiyah Zikir Akbar pada Ahad 23 Dzulqodah / 5 Agustus mulai 07 00 dan dilanjutkan 13 00 - 15 00 siaran langsung Damai Indonesiaku TV ONE di mesjid Az Zikra Sentul Bogor," tulis Arifin Ilham.

Jika benar Prabowo Subianto mempertimbangkan rekomendasi ijtima ulama, pilihannya memilih Salim Segaf Al-Jufri atau Abdul Somad.

Sementara Abdul Somad beberapa waktu lalu memilih fokus di pendidikan dan dakwah.

Dengan begitu satu rekomendasi tersisa adalah Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapres.

Salim Segaf Al-Jufri juga masuk dalam sembilan nama cawapres yang disorongkan PKS ke Prabowo sebagai capres.

Sementara itu, Presiden PKS Sohibul Iman blak-blakan partainya akan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres dengan syarat cawapresnya dari PKS.

"Dalam perjalanan kami, kita akan berkomitmen untuk menjalin kerjasama sampai dengan 2019," kata Sohibul Iman dalam acara TV iNews Sore yang tayang pada Jumat (3/8/2018).

Ia membenarkan saat pembawa acara mengatakan PKS akan menyerahkan posisi kursi capres pada Prabowo asalkan cawapres dari PKS.

"Betul, begitu, sejak Pilkada Jawa Barat," tambah Sohibul Iman.

Sohibul Iman menyebut bahwa Prabowo menyetujui hal tersebut.

Perjanjian tersebut ada di tingkat Dewan Pembina dan Ketua Majelis Syuro.

"Saat Pilpres ini ya sudah kita ingatkan lagi oleh kita, bahwa kita punya komitmen untuk itu. Sehingga bagi PKS komitmen politik tidak memiliki dampak hukum, kami sadar betul. Dilanggar juga mungkin, tapi dia punya dampak moral, dan juga keberlanjutan saling percaya di antara kita. Kalau hal-hal seperti ini kita abaikan, ya perjalanan kebersamaan itu akan sulit."

Sohibul Iman mengungkapkan bagaimana tanggapan Prabowo saat diingatkan kembali mengenai perjanjian tersebut.

Presiden PKS itu mengatakan apabila ada perbedaan tafsir antara pihaknya dengan Prabowo mengenai perjanjian ini.

Menurut dia perjanjian tersebut ditafsirkan pihak Prabowo bahwa Prabowo bebas memilih siapa cawapresnya asalkan didukung oleh PKS.

Sohibul Iman menyatakan jika itu termasuk alasan Prabowo mencari calon di luar 9 nama yang diajukan PKS.

"Jadi ada beda tafsir, kalau dari kami, komitmen tadi, cawapres harus dari PKS. Tapi Pak Prabowo punya tafsir lain, bahwa orangnya cawapres itu tidak harus dari PKS, yang penting PKS setuju," ujar Sohibul Iman.

Akahkan Prabowo Subianto memilih Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapresnya? Sampai detik ini kubu koalisi pendukung Prabowo belum bulat memutuskan siapa paling layak karena sejumlah nama muncul seperti Agus Harimurti Yudhoyono dari Demokrat. (TribunJakarta.com/Tribunnews.com)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved