Gempa Lombok Utara
Gempa di Lombok, Apa Benar Hewan Bisa Memprediksi Bencana?
Konon katanya hewan bisa memprediksi gempa yang akan terjadi. Peneliti di Jerman pun berusaha mencari tahu kebenarannya.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM - Gempa kembali melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu malam (5/8/2018).
Guncangan tersebut terjadi usai pekan lalu terjadi gempa pada Minggu (29/7/2018).
Gempa pekan lalu berkekuatan 6,4 SR sementara yang terjadi di Lombok pekan ini berkekuatan 7,0 SR.
Hal itu disampaikan BMKG melalui akun Twitter resminya.
Titik lokasi gempa adalah 8.37LS,116.48BT pada kedalaman 15 Km.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengemukakan, gempa 7 SR di Lombok berpotensi tsunami maksimum setinggi setengah meter.
Menurut Dwikorita, sudah ada informasi bahwa waktu tibanya gelombang bisa berbeda.
"Gelombang pertama bisa saja bukan yang terbesar. Maksimum 0,5 meter. Belum ada penambahakan ketinggian," kata Dwikorita.
Dwikorita menyarankan, jika merasakan ada guncangan gempa lagi, warga segera mencari tempat yang lebih tinggi.
"Mencari tempat yang tinggi, tetapi tetap tenang, tidak panik, tidak berdesak-desakan, meskipun ini diperkirakan hanya 0,5 meter," kata dia.
Namun, peringatan tsunami tersebut telah berakhir pada pukul 20.25 WIB.
Tak hanya itu, guncangan di Lombok juga terasa hingga ke Bali.
Lombok tampaknya dilanda guncangan terus menerus beberapa waktu ini dan membuat panik penduduknya.
Ternyata katanya, rasa panik itu tak dirasakan oleh hewan.
Pasalnya beberapa hewan kerap dianggap mampu memprediksi datangnya gempa.
• Guncangan 7.0 SR di Nusa Tenggara Barat Terasa Sampai ke Bali, Ini Penjelasan Lombok Rawan Gempa