Gempa Lombok Utara

Gempa di Lombok, Apa Benar Hewan Bisa Memprediksi Bencana?

Konon katanya hewan bisa memprediksi gempa yang akan terjadi. Peneliti di Jerman pun berusaha mencari tahu kebenarannya.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Gambar berbasis satelit gempa bumi yang terjadi di Lombok Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018). 

Melansir livescience.com, Heiko Woith, seorang ahli gempa di Pusat Penelitian Jerman untuk Geosains (GMZ) menuturkan, bukti hewan bisa memprediksi gempa itu kurang bisa dianalisis secara ilmiah.

Sehingga belum ada bukti yang pasti terkait hewan bisa memprediksi gempa.

"Tidak setiap perilaku abnormal hewan terkait dengan gempa yang akan datang," tutur Woith.

Woith memapaparkan, ia kerap kali mendapat kontak dari masyarakat usai peristiwa gempa bumi.

Masyarakat kerap bertanya terkait peran hewan yang benar atau tidak bisa memprediksi gempa.

Untuk itu, Woith dan rekannya mengevaluasi lebih dari 700 laporan tentang perilaku tak biasa diantara 130 spesies termasuk serangga, burung, ikan dan mamalia dari 160 peristiwa gempa.

"Catatan tersebut mencakup semua jenis perilaku termasuk harimau yang dilaporkan alami depresi sebelum gempa bumi," kata Woith.

Menurut Woith, sebagian besar laporan diterbitkan berdasarkan data observasi yang kurang baik karena kebanyakkan orang tak mengamati hewan dengan baik sebelum, selama dan setelah gempa bumi.

Meski demikian, para peneliti menemukan 90 persen dari seluruh kasus yang dilaporkan dalam 60 hari dan terjadi dalam 62 mil, mereka memiliki kemiripan.

"Terdapat pola ruang dan waktu terkait perilaku hewan yang hampir serupa," katanya.

BMKG: Hingga Senin Pagi, Terjadi 127 Gempa Susulan di Lombok

Sehingga Woith menyimpulkan, beberapa perilaku hewan yang mungkin tak normal bisa berkaitan dengan kemampuan hewan memprediksi gempa.

Sementara itu, para ilmuwan di Nanjing, China telah memantau sikap hewan tertentu dengan memasang kamera.

Hal itu guna melihat reaksi mereka dalam beberapa waktu.

Sebab, para ilmuwan mempercayai apabila hewan akan mengalami stres sesaat sebelum bencana datang.

Bangunan roboh akibat gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bangunan roboh akibat gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). (Istimewa)

Kepercayaan itu tampaknya terbuktikan dengan perilaku hewan sebelum terjadi gempa di Peru tahun 2011 lalu.

Tak sampai disitu, kini Biro Seismologi Tiongkok meminta para peternak melaporkan perubahan perilaku binatang ternaknya tiap hari.

Hal tersebut dilakukan karena hewan dianggap tanggap terhadap gempa bumi.

Biasanya sebelum peristiwa terjadi, hewan menunjukkan perilaku tak biasa.

Seperti ayam cenderung berupaya terbang ke atas pohon dan ikan melompat keluar dari air.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved