Sudah Memakan Korban Jiwa, Kenali 5 Gejala Orang Terperangkap Momo & Blue Whale Challenge
Adakah gejala yang timbul saat seseorang terutama remaja 'terperangkap' dalam tantangan, baik Blue Whale maupun Momo Challenge itu?
Penulis: Ananda Bayu Sidarta | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM - Sempat heboh Kiki Challenge diseluruh dunia, kali ini dunia maya baru saja dihebohkan oleh Momo Challenge.
Kabarnya dua tantangan ini sama-sama membuat penantangnya terluka.
Dengan melakukan Kiki Challenge, penantang akan terluka karena tidak memperhatikan jalan, sedangkan Momo Challenge kabarnya telah merenggut nyawa gadis berusia 12 tahun di Argentina akibat bunuh diri.
Mengutip informasi dari TribunWow, Momo Challenge menjadi perhatian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Dilansir TribunWow.com dari situs resmi KPAI, kpai.go.id, pada Minggu, (5/8/2018), KPAI mengimbau agar para orang tua mengawasi putra-putrinya agar tidak mengikuti tantangan viral yang membahayakan.
“Kami mengimbau semua orangtua agar mendampingi anak saat bermain. Pastikan anak bermain dengan waktu yang tepat, konten yang positif, dan mampu memilih sesuai dengan tahapan perkembangan anak,” kata Ketua KPAI Susanto, Minggu (5/8/2018).
“Orangtua jangan hanya hadir saat anak menghadapi masalah, tapi harus hadir agar tak muncul masalah. Inilah hal prinsip pengasuhan yang positif,” imbuh Susanto.
Momo adalah nama akun media sosial di WhatsApp, Facebook, dan YouTube.
Kecurigaan bermula oleh polisi atas kematian bocah 12 tahun di Argentina, lantaran ditemukan adanya komunikasi antara si bocah dengan sosok yang disebut Momo dalam WhatsApp.
Dari penelusuran, nomor yang digunakan Momo berasal dari Jepang, Kolombia, dan Meksiko.
Diberitakan TribunWow.com dari thesun.co.uk, menurut Unit Investigasi Kejahatan Komputer di Negara Bagian Meksiko, Tabasco, permainan Momo dimulai di Facebook di mana para anggota 'ditantang' untuk berkomunikasi dengan nomor yang tidak diketahui.
Beberapa pengguna dilaporkan mengatakan bahwa Momo membalas dengan gambar kekerasan dan pemain terancam jika mereka menolak untuk mengikuti "perintah" permainan.
Avatar yang digunakan oleh Momo adalah gambar wanita dengan fitur aneh dan mata menonjol yang diambil dari karya seniman Jepang Midori Hayashi, yang tidak terkait dengan permainan cara apa pun.
Tantangan ini mengingatkan akan game bunuh diri Blue Whale di Rusia yang menewaskan 130 orang.
Mereka yang mengikuti tantangan game akan diperintahkan mengikuti beberapa tantangan dan pada akhir permainan pemain akan ditantang untuk bunuh diri.
Dilansir dari TribunJateng, ada sejumlah pendapat yang berbeda tentang asal muasal Blue Whale Challenge.
Banyak yang percaya nama itu diambil dari perilaku sejumlah paus biru yang sengaja mendamparkan diri ke pinggir pantai lalu mati.
Nama 'Blue Whale' lantas digunakan oleh kelompok yang diduga melakukan tekanan pada remaja untuk bunuh diri.
Lalu, adakah gejala yang timbul saat seseorang terutama remaja 'terperangkap' dalam tantangan, baik Blue Whale maupun Momo Challenge itu?
Lembaga pemerhati anak di Inggris memberikan arahan bagaimana mendeteksi online grooming, yakni ketika remaja mulai membangun koneksi emosional dengan kelompok dunia maya.
Tentu ada sejumlah gejala, tapi tidak selalu nyata karena para pelaku terlatih untuk bertindak hati-hati untuk mencegah agar tindakan mereka tidak diketahui.
Beberapa gejala itu antara lain:
1. Menjadi sangat tertutup, terutama soal apa yang mereka lakukan di dunia maya.
2. Menghabiskan banyak waktu di dunia maya.
3. Mengganti tampilan layar pada ponsel atau laptop mereka saat didekati orang tua.
4. Menarik diri atau marah setelah menggunakan internet atau mengirim pesan teks.
5. Memiliki banyak nomor telepon baru atau alamat email di perangkat mereka.
Namun, kadang perilaku anak adalah sesuatu yang normal dan penting bagi orang tua untuk tidak bereaksi berlebihan.