Konstruksi Bangunan Jadi Salah Satu Sebab Korban Gempa Banyak Korban

"Belajar dari pengalaman ini, Pemda seharusnya membuat peraturan-peraturan untuk membuat rumah standar gempa," ujar Sutopo.

Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Matraman, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar

TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut, satu diantara penyebab banyaknya korban saat gempa, yaitu tertimpa reruntuhan bangunan.

Menurut Sutopo, kebanyakan konstruksi yang ada di Indonesia tidak memiliki standar rumah tahan gempa, sehingga saat gempa terjadi bangunan mudah runtuh dan menimpa penghuninya.

"Sebagian rumah yang roboh-roboh itu masih belum memiliki standar rumah tahan gempa. Ini menjadi permasalahan, bukan cuma di Lombok. Tetapi permasalahan nasional, daerah-daerah lain di Indonesia," ujar Sutopo, Selasa (7/8/2018).

Ia mencontohkan, jumlah korban yang ada di Lombok Utara lebih banyak karena banyak kontruksi bangunan di sana tidak memiliki standar tahan gempa, dibanding yang ada di Kota Mataram.

Tepian Kali Item Kini Dilengkapi 3 Toilet Portable, Begini Penampakannya

Beredar Imbauan Gempa Susulan di Lombok Berkekuatan 7,5 SR, BNPB : Hoax, Jadilah Insan Pintar

"Jumlah korban, kerusakan di Kota Mataram lebih sedikit dibandingkan Lombok utara, Barat, maupun Timur. Karena, konstruksi di Kota Mataram sudah banyak yang menggunakan konstruksi-konstruksi tahan gempa, sehingga kerusakannya sedikit," ujar Sutopo.

Berkaca dari peristiwa tersebut, Sutopo mengatakan seharusnya Pemerintah Daerah membuat suatu peraturan yang mengatur untuk membuat rumah standar tahan gempa.

"Belajar dari pengalaman ini, Pemda seharusnya membuat peraturan-peraturan untuk membuat rumah standar gempa," ujar Sutopo.

Sebelumnya, BNPB telah melansir data terbaru, bahwa sebanyak 105 orang telah dinyatakan sebagai korban meninggal, dan semuanya merupakan warga negara Indonesia.

Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 105 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 78 orang, Lombok Barat 16 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 3 orang, dan Bali 2 orang.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved